Sentimen
Positif (100%)
12 Mei 2024 : 16.07
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Institusi: Universitas Paramadina

Kab/Kota: Cikini

Partai Terkait

Duet Anies Baswedan dan Ahok di Pilgub Jakarta 2024, Eksperimen Berani tapi Baik

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

12 Mei 2024 : 16.07
Duet Anies Baswedan dan Ahok di Pilgub Jakarta 2024, Eksperimen Berani tapi Baik

PIKIRAN RAKYAT - Gagasan untuk menyatukan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024 dinilai sebagai eksperimen yang berani. Namun, itu merupakan hal yang baik untuk membersihkan pencitraan politik menuju polarisasi radikal agama atau radikal sekuler.

"Radikal sekuler di sini mirip-mirip radikal kiri yang anti-agama," ucap Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J. Rachbini, Sabtu 11 Mei 2024.

Dia berpendapat, politik dan demokrasi yang terbuka seperti sekarang ini adalah pertanda baik. Paling tidak, dilihat dari sisi persepsi citra seperti ini.

4 Alasan Anies-Ahok Bisa Bersatu

Menyinggung soal peluang Anies Baswedan dan Ahok bersatu, Didik J. Rachbini mengutarakan bahwa penyatuan keduanya sangat mungkin karena beberapa faktor. Pertama, Anies Baswedan sejatinya seorang yang religius tapi tidak radikal seperti yang dipersepsikan ketika Pilgub Jakarta 2017.

Kedua, Ahok memang temperamental yang kadang-kadang tabu di dalam politik. Namun, sesungguhnya Ahok adalah seorang yang nasionalis, dilihat dari sejarah garis politiknya.

Ketiga, tidak ada lagi faktor pendorong keduanya ke arah radikal karena Anies sudah bisa tampil pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dengan citra nasionalis religius biasa. Keempat, Ahok juga akan bisa diterima publik.

"Anies dan Ahok pasti berpikir positif jika paham gagasan seperti ini dari berbagai pihak yang hendak menjadikannya simbol kesatuan dari keduanya," kata Didik J. Rachbini.

Peluang Anies Menang di Jakarta

Mengenai peluang Anies Baswedan memenangi Pilgub Jakarta 2024, Didik J. Rachbini memperkirakan peluang menang sangat besar, bahkan hampir 100 persen. Hal ini mengingat Anies Baswedan punya prestasi di Jakarta, meski banyak kritik juga.

"Jakarta indah dan banyak hal diselesaikan, juga bagian dari prestasinya. Di sisi lain, Anies makin populer ketika menjadi capres," ujarnya.

Jika Anies Baswedan tidak masuk politik dalam dalam lima tahun ke depan, namanya hilang dari peredaran. Pasalnya, Anies Baswedan bukan pemimpin partai politik seperti Prabowo Subianto atau Jusuf Kalla pada masanya.

"Oleh karena itu, masuk ke dalam politik di Jakarta adalah peluang yang baik, tidak hanya bagi karier dirinya, tetapi juga untuk bangsa dan Pilpres 2029," ucap Didik J. Rachbini.

PDIP Tak Mau Gegabah

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan partainya memerlukan kecermatan untuk memilih kandidat calon kepala daerah di beberapa daerah strategis. Hal itu disampaikannya menanggapi wacana duet Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.

"Daerah-daerah strategis seperti Jakarta kemudian Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan berbagai provinsi lainnya tentu memerlukan kecermatan," kata Hasto usai menghadiri halalbihalal Ormas Barikade '98 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 7 Mei 2024.

Hasto memastikan tidak menutup kemungkinan PDIP mengutamakan kader untuk maju di Pilkada 2024. Menurutnya, PDIP membuka seluruh anak bangsa yang punya komitmen membangun masa depan Indonesia untuk menjadi kepala daerah.

"PDIP tetap membuka ruang bagi anak-anak bangsa yang berprestasi entah itu melalui jalur ASN, melalui jalur purnawirawan TNI-Polri, sosial budaya, para kelompok profesional, dokter, budayawan, insinyur, ahli pertanian, dan semua para profesional bisa bergabung ke PDIP," ujarnya menerangkan.***

Sentimen: positif (100%)