Sentimen
Positif (99%)
9 Mei 2024 : 16.55
Informasi Tambahan

BUMN: PLN

Tokoh Terkait

Pendirian Infrastruktur SPKLU Semakin Masif

9 Mei 2024 : 16.55 Views 1

Kabartangsel.com Kabartangsel.com Jenis Media: Nasional

Pendirian Infrastruktur SPKLU Semakin Masif

Optimalisasi infrastruktur kelistrikan berupa fasilitas pengisian demi mempercepat ekosistem electric vehicle di tanah air.

Masyarakat kini semakin meningkat kesadarannya terhadap permasalahan lingkungan hidup. Menyikapi tren itu, pelaku industri pun bereaksi, antara lain, dengan mulai mengenalkan produk yang lebih ramah lingkungan.

Industri otomotif adalah salah satu industri yang mengikuti tren ini. Tidak dipungkiri, selama ini industri otomotif dinilai sebagai kontributor utama permasalahan pencemaran udara secara umum. Wajar saja, organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam satu penelitiannya pernah mengungkapkan, sektor otomotif melalui kendaraan yang lalu lalang di jalan-jalan menyumbang 16,5 persen emisi CO2.

Atas landasan itulah, kini masyarakat mulai banyak yang beralih menggunakan kendaraan listrik, sebagai bagian kepedulian terhadap masalah lingkungan. Seiring dengan mulai diperkenalkannya penggunaan kendaraan berbasis listrik, pemerintah bahkan memberikan sejumlah insentif agar penggunaan kendaraan jenis itu lebih masif lagi. Kini, populasi kendaraan jenis itu sudah mencapai kisaran 100.000 unit lebih.

Seiring dengan terus bertambahnya populasi kendaraan listrik, penyediaan infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik harus menjadi perhatian. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tentu tidak tinggal diam untuk penyediaan fasilitas tersebut.

 Seperti disampaikan Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti, Selasa (23/4/2024), perseroan berencana mengoptimalkan infrastruktur kelistrikan yang sudah ada untuk meningkatkan penetrasi fasilitas pengisian kendaraan listrik, guna mempercepat ekosistem electric vehicle atau EV di tanah air. Tahun ini, PLN menargetkan memasang 2.000 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di tiang listrik yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai informasi, SPKLU yang terintegrasi dengan tiang listrik tersebut bakal menggenapi 1.000 SPKLU standar yang juga bakal dibangun perseroan pada tahun ini.

Artinya, problem lahan yang kerap mengadang pengembangan infrastruktur di dalam negeri bisa teratasi. “Tahun ini kami akan menambah lagi 2.000 SPKLU yang akan kami pasang di tiang listrik, baik itu ditanam pada tiang besi atau ditempel pada tiang beton,” ujarnya.

Hanya saja, kata Edi, PLN tetap bakal mempertimbangkan besaran daya pada tiang listrik dan ketersediaan lahan untuk parkir saat memilih titik mana saja yang nantinya bakal ‘ditempel’ dengan SPKLU.

Pemasangan SPKLU di tiang listrik pun dinilai lebih mudah dan efektif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung ekosistem kendaraan listrik. Tidak dipungkiri, tumbuh pesatnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia juga telah menjadi bisnis yang gurih bagi BUMN sektor kelistrikan tersebut.

Hal tersebut tergambarkan dari dari transaksi penggunaan SPKLU pada Lebaran 2024 yang meningkat lima kali lipat dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu. Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, transaksi penggunaan SPKLU pada periode arus mudik dan balik Lebaran tahun ini meningkat tajam.

PLN mencatat, jumlah transaksi di SPKLU melonjak menjadi 4.500 transaksi pada periode Lebaran 2024, dari 906 transaksi pada periode Idulfitri 2023. “Pada mudik tahun-tahun sebelumnya, SPKLU hanya terdapat pada rest area tertentu saja. Sekarang, setiap rest area ada SPKLU yang siap melayani kebutuhan pemudik,” katanya

Selain berencana menambah infrastruktur PKLU, PLN juga mendukung pendirian home charge di rumah pemilik kendaraan listrik. Dalam rangka itu, perseroan masih memberikan promo diskon untuk biaya pasang baru dan tambah daya di rumah untuk pemasangan home charging hingga diskon penggunaan listrik pada pukul 22.00-05.00.

Tujuannya adalah penggunaan kendaraan listrik yang ramah lingkungan semakin masif sehingga tekad kuat Indonesia untuk mengurangi emisi, minimal terbantu hingga tujuan akhir menuju Indonesia bebas emisi karbon pada 2060 tercapai.

Sentimen: positif (99.9%)