Sentimen
Positif (66%)
7 Mei 2024 : 18.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Senayan

Partai Terkait

Presidential Club Ide Prabowo Jadi Wadah Satukan SBY dan Megawati, Bamsoet: Ini Luar Biasa

8 Mei 2024 : 01.26 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Presidential Club Ide Prabowo Jadi Wadah Satukan SBY dan Megawati, Bamsoet: Ini Luar Biasa

PIKIRAN RAKYAT - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa bakal menjadi prestasi yang luar biasa apabila Presiden terpilih Prabowo Subianto bisa menyatukan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri ke dalam forum bernama presidential club. Pasalnya, hubungan kedua tokoh tersebut kurang harmonis sejak belasan tahun belakangan ini.

“Justru kalau pak Prabowo nanti mampu menyatukan (SBY dan Megawati) sangat luar biasa bagi bangsa kita. Karena ini juga akan menyentuh juga ke bawah, kalau di atas kompak pasti di bawahnya juga kompak,” kata Bamsoet pada Selasa, 7 Mei 2024.

Bamsoet menyampaikan, menyatukan SBY dan Megawati merupakan tantangan tersendiri bagi Prabowo. Oleh karena itu, dia menyambut baik ide Prabowo membentuk presidential club dengan tujuan menyatukan perbedaan pandangan politik tokoh-tokoh bangsa.

“Bangsa ini adalah bagaimana kita menyatukan berbagai perbedaan-perbedaan bagaimana perbedaan pandangan, sikap dalam suatu wadah namanya presidential club,” ujar Bamsoet.

Bamsoet bahkan menyebut sebaiknya presidential club yang dicetuskan Prabowo diformalkan ke dalam lembaga berbentuk Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Menurutnya, DPA dapat diisi mantan presiden dan wakil presiden RI yang masih hidup.

“Kalau bisa diformalkan. Kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden. Kalau mau diformalkan, kalau pak Prabowonya setuju,” tuturnya.

“Tapi kalau hanya sekadar wadah untuk berkumpul presidential club seperti yang ada di Amerika ya bagus,” ucapnya menambahkan.

Akan tetapi, Bamsoet menilai diformalkan atau tidak, ide presidential club ala Prabowo adalah sesuatu yang baik. Tujuannya, kata dia, supaya presiden-presiden terdahulu bisa berbagai pengalaman dengan Prabowo.

“Bagaimanapun juga dengan berbagai pengalaman presiden-presiden ada yang satu periode, ada yang sekaligus dua periode seperti pak SBY, pak Jokowi, bu Mega ini penting untuk melihat ke depan bagaimana berbagai persoalan bangsa ini bisa kita hadapi, bisa kita selesaikan secara gotong royong,” kata Bamsoet.

Ide Presidential Club Sudah Didengar Megawati

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Presiden terpilih Prabowo Subianto sangat serius ingin mewujudkan pembentukan presidential club yang akan beranggotakan presiden-presiden terdahulu seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Prabowo sudah memikiran ide soal presidential club sejak 2014.

“Saya ingat betul mungkin sekitar tahun 2014 Pak Prabowo itu pernah sampaikan ide tersebut, mengakomodir para presiden yang pernah menjabat,“ kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 6 Mei 2024.

Habiburokhman menyebut ide pembentukan presidential club juga sudah didengar oleh Megawati. Dia mengklaim pihak PDI Perjuangan (PDIP) juga tidak menujukkan tanda-tanda keberataan atas ide tersebut.

“Saya pikir secara langsung atau tidak langsung sudah sampai ide ini kepada ibu Mega. Kami berkomunikasi dengan jubir PDIP juga, kita juga sharing mereka tidak menunjukkan keberatan,” tutur Habiburokhman.

“Ide ini malah banyak yang menyambut baik harus seperti itu, kenapa? Karena ibu Mega ketika memimpin juga memiliki banyak capaian-capaian memiliki banyak prestasi-prestasi yang harus kita lanjutkan saat ini,” ucapnya menambahkan.

Habiburokhman mengaku dirinya tetap optimis presidential club akan terwujud, meski ada narasi yang menyebut hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi tidak dalam kondisi baik-baik saja.

“Menurut saya yasudah lah ya, yang kemarin kita biarkan, dinamika yang kemarin terjadi memang harus terjadi tapi saat ini dan ke depan kita kedepankan persatuan. Kita saling mengedepankan semangat untuk merangkul, kenapa? ini bukan untuk pribadi atas kelompok masing-masing kok ini untuk bangsa dan negara,” ujarnya.***

Sentimen: positif (66.7%)