Sentimen
Positif (95%)
2 Mei 2024 : 12.48
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington

Tokoh Terkait

Awas Putin-Xi Jinping Ngamuk, Biden Tembak 'Bom' Baru ke Rusia-China

2 Mei 2024 : 12.48 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Awas Putin-Xi Jinping Ngamuk, Biden Tembak 'Bom' Baru ke Rusia-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melempar 'bom' ke Rusia dan China. Rabu waktu setempat, Washington secara resmi menerbitkan ratusan sanksi baru yang menargetkan aktivitas Rusia, termasuk yang melalui China.

Rusia sendiri sebelumnya memang telah disanksi Barat akibat perang di Ukraina. Sanksi baru ini juga terkait hal tersebut di mana sejumlah perusahaan China dianggap "diam-diam" memberi dukungan ke militer Rusia.

-

-

Mengutip Reuters, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap hampir 200 target. Sementara Departemen Luar Negeri menetapkan lebih dari 80 target.

Sebanyak 20 target merupakan perusahaan yang berbasis di China daratan dan daerah otonomi khusus, Hong Kong. Dukungan China terhadap Rusia memang menjadi salah satu dari banyak isu yang mengancam perbaikan hubungan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.

"Departemen Keuangan secara konsisten memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan akan menghadapi konsekuensi signifikan jika memberikan dukungan material untuk perang Rusia, dan AS hari ini menerapkannya pada hampir 300 target," kata Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen dalam sebuah pernyataan, dikutip Kamis (2/5/2024).

Bukan hanya China, disebutkan pula bahwa sanksi juga diberikan ke perusahaan lain di Azerbaijan, Belgia, Turki, Uni Emirat Arab dan Slovakia. Semuanya dituduh memungkinkan Rusia untuk "memperoleh teknologi dan peralatan yang sangat dibutuhkan dari luar negeri" meski tak dijelaskan keperluan aslinya.

"Kekhawatiran terhadap entitas-entitas di China yang memasok peralatan perang ke Rusia menjadi fokus pada tingkat tertinggi Departemen dan pemerintahan," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

"Alasannya sangat sederhana karena China adalah pemasok utama komponen-komponen penting untuk basis industri pertahanan Rusia, dan Rusia menggunakan mereka untuk menuntut perangnya terhadap Ukraina," tambahnya.

"Jika China mengakhiri dukungannya untuk mengekspor barang-barang ini, Rusia akan kesulitan mempertahankan upaya perangnya,".

Mengutip AFP, sanksi secara rinci juga diberikan ke perusahaan di sektor energi seperti pertambangan dan logam. Individu juga disasar sebagai target "hukuman".

Sementara itu Kedutaan Besar Rusia di AS belum menanggapi laporan ini. Namun Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington mengecam sanksi itu.

Liu Pengyu mengatakan pemerintah mengawasi ekspor barang-barang sesuai dengan undang-undang dan peraturan. Ia menambahkan bahwa perdagangan normal dan interaksi ekonomi antara China dan Rusia sejalan dengan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan prinsip-prinsip pasar.

"Pihak China dengan tegas menentang sanksi sepihak ilegal AS," katanya.


[-]

-

Ini 5 Pemilu di Negara Ini Paling Ditunggu di 2024, Ada RI?
(sef/sef)

Sentimen: positif (95.5%)