LENGKONG, AYOBANDUNG.COM - Profesor Ramlan Surbakti, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, mengemukakan bahwa berbagai persoalan terkait pemilihan umum, termasuk Pilpres, tidak bisa dilepaskan dari kesalahan yang dilakukan oleh partai politik.

Menurutnya, konstitusi meletakkan partai politik sebagai wujud dari demokrasi perwakilan, namun dalam praktiknya hal ini sering tidak dijalankan dengan baik.

"Gibran sebagai apa itu, menurut saya bagian dari kesalahan partai politik, karena partai politik adalah menentukan calon, calon anggota DPR, DPRD, Pilkada itu juga tidak melalui pemilihan pendahuluan" Katanya dalam wawancara yang diunggah oleh akun instagram @kompascom.

Baca Juga: Jokowi dan Gibran Rakabuming Gabung Partai Golkar, Sekjen PDIP Sindir soal Pengkhianatan

"Partai politik itu saya minta intropeksi diri, ngapainsih kita membentu ... kenapa partai tidak berjalan dengan fungsi representatif politik, karena partai politik lebih berperan sebagai penguasa." Lanjutnya

Hal ini menyoroti tantangan dalam implementasi prinsip-prinsip demokrasi dalam konteks politik Indonesia.

Meskipun secara formal partai politik adalah representasi dari keinginan rakyat, namun dalam kenyataannya, seringkali terjadi ketidaksempurnaan dalam sistem politik yang mempengaruhi proses pemilihan umum.

Pernyataan ini menggambarkan pentingnya evaluasi mendalam terhadap peran dan fungsi partai politik dalam sistem politik Indonesia, serta perlunya upaya perbaikan dan reformasi dalam memastikan bahwa partai politik benar-benar menjadi wahana yang efektif dalam mewujudkan demokrasi perwakilan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Begini Respons Anies Baswedan Saat Ditanya Soal Kemungkinan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Berbagai komentar warganet pun bermunculan, seperti salah satu komentar dari akun Instagram @navykw****

"Ini elektabilitas pak! gibran lebih tinggi elektabilitas nya dri yg lain! Sebenarnya dri partai pendukung banyak juga yg berkualitas!" Uangkapnya.

Komentar lain pun memberikan pendapat "Beginilah negara diatur partai" unggah akun @yoy***.

Semoga evaluasi ini dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki sistem politik dan memperkuat demokrasi di Indonesia. ***