Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Starbucks
Tokoh Terkait
Zita Anjani Ngaku Foto Gelas Starbucks Tutupi Kakbah untuk Pantik Obrolan, Lukman Simandjuntak: Realitanya Memancing Keributan
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengungkapkan alasannya mengunggah foto segelas Starbucks yang menutupi kakbah. Ia menyebut hanya ingin memancing obrolan.
Alasan itu pun kembali disoroti sejumlah pihak. Salah satunya Pegiat Media Sosial Lukman Simandjuntak. Alih-alib memancing obrolan, ia menyebut tindakan itu memancing keributan.
“Rencananya memancing obrolan, realitanya memancing keributan,” kata Lukman dikutip dari unggahannya di X, Senin (29/4/2024).
Klarisikasi itu sebelumnya diungkapkan Zita melalui unggahannya di Instagram.
“Saya berniat memancing obrolan. Kok bisa brand itu masih dijual bebas di sana? itu salah satu yang saya harapkan," ucapnya dalam keterangan unggahan itu.
Anak dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan itu mulanya mengkritik bakik orang-orang yang merundungnya di media sosial.
“Sibuk huru-hara cuma karena satu brand, padahal masih banyak yang harus diperhatiin kalo emang mau full support,” kata Zita di Instagramnya, dikutip Kamis (25/4/2024).
Ia meminta agar pengkritiknya mengecek brand yang ada di rumahnya. Apakah ada brand yang harusnya juga diboikot.
“Sadar gak sih kalo masih banyak barang-barang di sekitar kita itu dari brand-brand yang masih support Israel” ujarnya.
“Bahkan barang-barang yang sering banget kita pake seperti handphone, sabun, pakaian, atau sosmed yang kalian sering gunakan setiap hari itu sebenernya support pihak mana? Jadi jangan nanggung kalo mau support Palestina 🇵🇸” ucapnya.
Zita menantang, agar semua produk yang terafiliasi dengan Istael benar-benar diboikot.
“Sekalian aja tuh ganti semua brand yang biasa kalian pake, jadi pake produk lokal semua, gimana? Buat perubahan lewat jalur ekonomi 🤑 bukan sekadar komentar penuh emosi,” imbuhnya.
Menurutnya, memboikot sebuah brand karena ikut-ikutan tidak membuat seorang menjadi keren.
“Nge-boikot satu brand karena ikut-ikutan gak bikin kalian semua jadi paling keren, coba dong terapin juga ke kehidupan kalian sehari-hari,” tandasnya.
(Arya/Fajar)
Sentimen: negatif (98.5%)