LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan penuh semangat memaparkan progres pembangunan Bandara Very Very Important Person (VVIP) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kabupaten Penajam Paser Utara.

Ia mengungkapkan komitmen untuk mengawal setiap langkah pembangunan dengan teliti.

Pada tahap ini, lokasi pembangunan bandara telah ditentukan dan gambar akhir sedang disempurnakan menjelang proses tender yang akan segera dimulai.

"Kami merencanakan konstruksi akan dimulai pada 1 November 2023 dan diharapkan selesai pada pertengahan Juli 2024," papar Menhub, mengisyaratkan tekad yang kuat untuk memenuhi target waktu.

Spesifikasi Bandara VVIP IKN membuatnya menjadi jantung penghubung yang vital, dengan landasan pacu sepanjang 3000 x 45 meter yang dapat menampung pesawat-pesawat raksasa seperti Boeing 777-300 ER dan Airbus A380.

Kapasitas apron yang dapat menampung hingga 3 pesawat berbadan besar (Wide Body) serta 1 pesawat berbadan kecil (Narrow Body), atau bahkan 7 pesawat berbadan kecil (Narrow Body), menandakan kesiapan infrastruktur untuk menangani lalu lintas udara yang padat.

Baca Juga: Catat! Sheila On 7 Bakal Konser di Bandung, Penjualan Tiket Akan Dimulai pada Tanggal Berikut

Namun, di balik kemegahan teknologi, Menhub menekankan pentingnya memadukan kearifan lokal dan modern serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

"Kami memperhatikan catatan penting dari Bapak Presiden Jokowi, bahwa pembangunan harus menghormati kearifan lokal dan ramah lingkungan," tegasnya, sambil menyoroti kebutuhan untuk menjaga ekosistem sekitar.

IKN bukan sekadar kota biasa. Sebagai kota masa depan, aksesibilitas dan konektivitas antar titik harus menjadi prioritas. "Bandara berjarak sekitar 15 km dari pusat IKN, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit," tambahnya, menegaskan pentingnya infrastruktur yang terintegrasi dengan baik untuk mendukung pertumbuhan kota yang dinamis.

Terminal Bandara VVIP IKN bukan hanya sebuah bangunan, melainkan sebuah karya seni yang menggabungkan elemen-elemen kebudayaan lokal.

Dengan nuansa Rumah Panjang, Burung Rangkong, dan garis-garis melengkung khas Kalimantan, terminal ini akan menjadi pusat kegiatan yang memukau.

"Rumah Panjang, Burung Rangkong, dan garis-garis melengkung akan dihadirkan dalam desain modern," ujarnya, memaparkan visi yang menggugah imajinasi.

Baca Juga: 3 Tahap Pemindahan 32.937 ASN yang Diprioritaskan Pindah ke IKN, Siapa Saja?

Kini, Landasan Pacu Bandara VVIP IKN Siap Digunakan untuk Peringatan HUT RI ke-79 ucap Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menurut Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat Sumadilaga, pesawat kepresidenan 'Indonesia One' berjenis Boeing 737-800 BBJ-2 dengan panjang 39,5 meter dianggap cukup untuk mendarat di bandara tersebut.

"Cukup (bagi pesawat presiden mendarat), sedang kita usahakan," ujar Danis di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat, 19 April 2024.

Danis menjelaskan bahwa pembangunan Bandara VVIP IKN merupakan tanggung jawab dua instansi, yaitu Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan.

Kementerian PUPR bertanggung jawab untuk menyiapkan landasan pacu, sementara Kementerian Perhubungan menyiapkan gedung bandara.

Runway Bandara VVIP IKN memiliki total panjang 3.000 meter, namun untuk digunakan pada Agustus 2024, sebanyak 2.200 meter sedang disiapkan agar bisa digunakan terlebih dahulu untuk dilintasi pesawat.

Baca Juga: SONET: MESKI--Puisi Puisi Ilham Wahyudi

Saat ini, progres pembangunan bandara tersebut telah mencapai angka 15%.

Bandara ini juga akan terintegrasi dengan Jalan Bebas Hambatan Segmen 5B Jembatan Pulau Balang-Sp. Riko.

Untuk memastikan proyek berjalan sesuai target, Danis akan mengunjungi Bandara VVIP IKN Nusantara bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada pekan yang akan datang.

"Pekan depan mau di cek, bersama Pak Menhub" Ujar Danis.

Dalam perjalanan menuju masa depan, pembangunan Bandara VVIP dan pelabuhan wisata bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan simbol kemajuan dan keberlanjutan.

Dengan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara modernitas dan kearifan lokal, Indonesia membangun masa depan yang cerah bagi generasi mendatang.***