Sentimen
Negatif (100%)
14 Apr 2024 : 00.02
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Toyota, Isuzu

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Serang, Sydney, Tel Aviv

6 Tewas Kasus Penikaman Massal di Mal Sydney, Pelaku Ditembak Mati Polwan

14 Apr 2024 : 07.02 Views 1

Vivanews.com Vivanews.com Jenis Media: Nasional

6 Tewas Kasus Penikaman Massal di Mal Sydney, Pelaku Ditembak Mati Polwan

Sydney – Enam orang dilaporkan tewas setelah seorang pria yang melakukan penikaman massal secara brutal di sebuah pusat perbelanjaan Sydney, ibu kota Negara Bagian New South Wales di Australia, pada Sabtu, 13 April 2024. Tersangka ditembak mati aparat Kepolisian setempat. 

Baca Juga :

Melawan Aparat, Perampok Sadis Wisatawan Prancis di Karo Dihadiahi Timas Panas

Sebelumnya, ratusan orang melarikan diri dari tempat kejadian yang kacau itu, banyak yang menangis saat mereka menggendong anak-anak mereka. Delapan orang, termasuk seorang bayi berusia 9 bulan, terluka.

Polisi New South Wales meyakini seorang pria berusia 40 tahun bertanggung jawab atas serangan Sabtu sore di Pusat Perbelanjaan Westfield di Bondi Junction, di pinggiran timur kota. 

Baca Juga :

Ini 1 Syarat yang Diberikan Iran Agar Mereka Tidak Jadi Serang Israel

Polisi belum dapat mengungkap nama tersangka sampai identifikasi resmi dilakukan, namun mereka saat ini tidak menganggap serangan itu terkait dengan terorisme.

Seorang ibu dan anaknya histeris insiden penikaman di pusat perbelanjaan Sydney

Baca Juga :

Toyota Hilux dan Isuzu D-Max Bakal Dapat Saingan Pikap Baru

Pria itu ditembak mati oleh seorang inspektur polisi wanita setelah dia berbalik dan mengangkat pisau, kata Asisten Komisaris Polisi New South Wales Anthony Cooke kepada wartawan.

"Ini semua terjadi sangat-sangat cepat – petugas yang berada di sekitar datang sendiri, dipandu ke lokasi pelaku oleh orang-orang yang berada di tengah," ujarnya seperti dilansir Associated Press. 

"Dia mengambil tindakan yang dia lakukan untuk menyelamatkan. berbagai kehidupan masyarakat,"

Serangan brutal pelaku yang menggunakan pisau itu terjadi saat aktivitas pusat perbelanjaan pada Sabtu sore, sedang ramai. Insiden terjadi sekira pukul 15.10 waktu setempat, dan polisi menerima laporan adanya serangan pria bersenjata tajam.

"Mereka hanya bilang lari, lari, lari – ada yang ditikam," kata seorang saksi mata kepada ABC TV di Australia. "(Penyerang) berjalan dengan sangat tenang seperti sedang makan es krim di taman. Lalu dia naik eskalator… dan mungkin dalam satu menit kami mendengar tiga suara tembakan,"

Pengunjung Mal di Sydney dievakuasi usai insiden penikaman yang terjadi Sabtu

Enam korban – lima perempuan dan satu laki-laki – dan tersangka meninggal. Petugas melakukan pertolongan pertama terhadap penyerang hingga kedatangan paramedis yang juga menangani pria tersebut.

Komisaris Polisi New South Wales Karen Webb mengatakan delapan orang yang terluka sedang dirawat di rumah sakit. Sementara korban bayi sedang menjalani operasi, tapi masih terlalu dini untuk mengetahui kondisinya, katanya.

"Kami yakin bahwa tidak ada risiko yang berkelanjutan, dan kami sedang menangani satu orang yang kini telah meninggal," kata Webb dalam pengarahan selanjutnya. Dia menambahkan: "Ini bukan insiden terorisme."

Para saksi terkejut dengan ledakan kekerasan yang jarang terjadi. Australia memberlakukan undang-undang senjata yang ketat setelah seorang pria membunuh 35 orang dan melukai 23 lainnya pada tahun 1996, di Tasmania.

"Saya melihat semua orang berlarian dan saya tidak tahu apa yang terjadi," kata Ayush Singh. "Saya pikir itu adalah beberapa orang yang sedang bercanda atau semacamnya dan setelah beberapa waktu saya melihat seorang,"

Polisi dan ambulans di lokasi insiden penikaman di pusat perbelanjaan Sydney

Dia mengatakan polisi tiba dengan cepat dan menyuruh semua orang untuk tetap diam.

Singh mengatakan dia melihat pria itu berlari hanya beberapa meter jauhnya sambil memegang pisau. "Saya tidak mendengar dia mengatakan apa pun," tambahnya. "Hanya orang sembarangan yang menikam orang. Orang gila,"

Rekaman video yang dibagikan secara online menunjukkan seorang pria menghadapi penyerang di eskalator pusat perbelanjaan dengan memegang tiang ke arahnya.

Roi Huberman, seorang sound engineer di ABC TV di Australia, mengatakan kepada jaringan tersebut bahwa dia berlindung di sebuah toko selama insiden tersebut.

"Dan tiba-tiba kami mendengar satu atau mungkin dua tembakan dan kami tidak tahu harus berbuat apa," katanya. "Kemudian orang yang sangat cakap di toko itu membawa kami ke bagian belakang tempat toko itu bisa dikunci. Dia kemudian mengunci toko dan kemudian membiarkan kami lewat belakang dan sekarang kami keluar,"

Saat serangan terjadi, orang-orang yang panik berhamburan keluar dari pusat perbelanjaan, banyak di antaranya membawa anak-anak. 

PM Australia Anthony Albanese (Doc: AP Photo) Photo : VIVA.co.id/Natania Longdong

Paramedis merawat orang-orang yang terluka di lokasi kejadian. Pusat perbelanjaan dan daerah sekitarnya masih dikunci sementara polisi menyelidiki apa yang terjadi.

"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi banyak orang di komunitas kami, orang-orang yang pergi ke toko hari ini, pusat perbelanjaan yang penuh sesak, dan kemudian terjebak dalam sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan di sini, sesuatu yang sangat mengganggu dan menakutkan bagi banyak orang," kata Kellie Sloane, seorang anggota parlemen setempat  

Sementara, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut penikaman massal itu "sangat menyedihkan."

Albanese mengatakan dia telah diberi pengarahan oleh Kepolisian Federal Australia setelah serangan yang dilakukan seorang pria di Bondi Junction Westfield pada Sabtu sore yang sibuk.

"Saya ngeri mendengar kejadian di Bondi Junction sore ini. Saya berterima kasih kepada kepolisian NSW, layanan darurat serta masyarakat atas keberanian mereka dalam menghadapi insiden mengejutkan ini,"

Eskalasi Meningkat, Kemlu Minta WNI di Timur Tengah Waspada Perang Iran-Israel

Kemlu juga mengimbau WNI di Iran, Israel dan Palestina untuk meningkatkan kewaspadaan, mengantisipasi terjadinya eskalasi keamanan di tengah memanasnya Teheran-Tel Aviv

VIVA.co.id

13 April 2024

Sentimen: negatif (100%)