FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Niat pemerintah untuk segera mulai berkantor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak lama lagi terwujud. Apalagi setelah pasokan air bersih dan infrastruktur seperti jalan dan bandara sudah beroperasi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono bahkan berharap akan mulai pindah ke Ibu Kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan pada Juli. Dia memastikan pindah ke IKN setelah pasokan air bersih sudah tersedia.

”Mudah-mudahan Juli nanti, kalau air bisa masuk Juni. Saya dengan istri saya (ke IKN Nusantara),” ujar Basuki seperti dilansir dari Antara, Rabu (10/4).

Basuki menyebut, setelah libur Lebaran akan kembali mengunjungi IKN Nusantara untuk meninjau perkembangan pembangunan. Peninjauan itu dilakukan sebelum kedatangan Presiden Joko Widodo.

”Saya mau duluan sebelum Presiden, mudah-mudahan sebelum beliau, saya mau lihat dulu. Progresnya kan Juli harus jadi, jadi jadwal saya sendiri,” ujar Basuki dilansir dari jawapos.

Kementerian PUPR melalui Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Nusantara membangun dua instalasi pengolahan air minum (IPA) untuk memasok air minum ke IKN Nusantara.

IPA pertama merupakan infrastruktur intake Sungai Sepaku berkapasitas 350 liter per detik dengan pendanaan dari APBN. Sedangkan IPA kedua dipasang di Bendungan Sepaku Semoi dengan kapasitas 300-350 liter/detik dengan pendanaan dari hibah yang diberikan Korea Selatan.

Kementerian PUPR menargetkan pembangunan IPA dari intake Sungai Sepaku dapat diselesaikan terlebih dahulu. Basuki akan memastikan bahwa pasokan air di IKN aman, sebelum Presiden Joko Widodo mulai berkantor di ibu kota baru Indonesia itu.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan rencananya untuk berkantor di IKN Nusantara setelah bandara dan jalan tol dapat beroperasi, yang diperkirakan mulai Juli. Berdasar Peraturan Presiden No 63/2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, instalasi pengolahan air minum (IPA) bertujuan untuk menyediakan dan mengolah pasokan air minum aman.

Prinsip yang digunakan dalam pembangunan IPA adalah lokasi IPA dioptimalkan dengan operasional dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum (SPAM). Kemudian, memastikan interkoneksi antar-IPA sehingga produksi air minum dapat tetap berjalan ketika salah satu instalasi sedang tidak beroperasi. (fajar)