Miris, Warga Gaza Rayakan Idul Fitri Penuh Teror dan Duka
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Momen Lebaran seharusnya disambut dengan suka cita karena bisa berkumpul dengan keluarga dan merasakan hangatnya hidangan lezat bersama-sama.
Namun, kemewahan itu tak bisa dirasakan warga Palestina di Gaza. Pasukan Israel tak membiarkan ketentraman menyelimuti warga Gaza dan tetap melancarkan serangan udara yang menewaskan 14 warga Palestina di kamp Nuseirat pada Selasa (9/4) waktu setempat.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejauh ini telah mengakibatkan terbunuhnya 33.360 warga, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan melukai lebih dari 75.993 lainnya, sebagai jumlah korban awal.
Bagi warga Palestina yang selamat, duka mendalam menyelimuti hati mereka. Reuters melaporkan masyarakat di Gaza berbondong-bondong mengunjungi kuburan kerabat dan keluarga mereka di Hari Raya Idul Fitri.
Mereka mengenang masa-masa indah ketika bisa berkumpul, sebelum Israel merusak kehidupan mereka dalam perang intensif selama 6 bulan sejak Oktober 2023 lalu.
Salah satunya Amany Mansour, seorang ibu yang hanya bisa memandangi kuburan anak lelakinya. Ia mengingat Idul Fitri tahun lalu adalah hari terbaik dalam hidupnya.
"Anak saya berada di sisi saya, di pelukan saya. Apa pun yang dia inginkan selalu saya penuhi," kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis (11/4/2024).
"Saya harap dia ada di sini sekarang. Dia akan pergi ke masjid di pagi hari dan meminta saya menyiapkan hadiah ketika dia pulang. Semua sirna. Segala yang baik dari hidup saya telah tiada," ia menuturkan.
Hal serupa dirasakan Mahmoud al-Hamaydeh. Ia mengingat keluarga dan kerabatnya biasanya menghabiskan waktu bersama selama libur Lebaran.
"Hari ini menurut saya sangat menyakitkan. Tidak sama seperti Idul Fitri tahun lalu. Saya merasa sedih dan menangis. Saya sedih atas hari-hari yang telah berlalu," kata dia yang sekarang harus menggunakan kursi roda karena terluka akibat serangan Israel.
Saat ini, lebih dari 2,3 juta orang di Gaza tak punya rumah. Berbagai fasilitas umum telah hancur lebur. Suplai makanan dan kebutuhan pokok mereka pun tak pernah cukup.
[-]
-
Isi Surat Albert Einstein & Ramalan Ambruknya Israel
(fab/fab)
Sentimen: positif (49.6%)