Alasan Fahira Idris Dukung Menteri Nadiem Jadikan Pramuka Kokurikuler
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ramai polemik ekstrakurikuler (ekskul) Pramuka yang sifatnya sukarela atau opsional bagi murid, tetapi tetap menjadi ekskul yang wajib disediakan oleh satuan pendidikan, muncul wacana menjadikan pramuka sebagai kokurikuler.
Wacana ini muncul dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi X DPR dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (3/4/2024).
Dalam kesimpulan rapat kerja, Komisi X meminta Kemendikbud-Ristek untuk mengkaji kembali Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah dengan menekankan agar Gerakan Pramuka menjadi kegiatan ko-kurikuler di satuan pendidikan.
Anggota DPD RI yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris berpandangan walau masih sebatas wacana atau belum menjadi sebuah komitmen, ide agar pramuka menjadi kokurikuler di sekolah layak untuk dipertimbangkan semua pemangku kepentingan termasuk Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka.
Walau merupakan pendidikan nonformal, tetapi selama puluhan tahun, pramuka sudah terbukti dan teruji mampu menjadi wadah pengembangan potensi diri sekaligus menguatkan karakter murid yang juga generasi penerus bangsa menjadi pribadi yang berakhlak mulia, disiplin, mampu mengendalikan diri, cinta tanah air dan alam dan memiliki kecakapan hidup.
“Saya menyambut baik wacana menjadikan pramuka sebagai kokurikuler. Gagasan ini layak untuk dipertimbangkan bahkan sangat baik jika bisa direalisasikan. Dengan menjadi kokurikuler, pramuka akan menjadi penguat kegiatan wajib intrakurikuler atau pembelajaran dari guru ke murid, terutama dalam hal penguatan karakter murid agar menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila,” papar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Selain itu ia meyakini, jika wacana ini terealisasi, akan tumbuh karakter murid yang berpikir kritis, kreatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi.
Menurut Fahira Idris, kegiatan kepramukaan berupa pendidikan dan pelatihan, pengembangan, pengabdian masyarakat dan orang tua, serta permainan yang berorientasi pada pendidikan sangat tepat dijadikan penguatan, pendalaman, atau pengayaan mata pelajaran dari guru yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas.
Dengan menjadikan pramuka sebagai kokurikuler, pelajaran yang diterima di dalam kelas bisa diaplikasikan atau dipraktikkan langsung oleh murid dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk menghadapi tantangan dunia global yang semakin besar ini, Indonesia harus dipenuhi oleh kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa. Semua karakter ini adalah muatan utama pendidikan kepramukaan,” pungkas Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta ini.
Sebagai informasi, terdapat tiga kegiatan di sekolah yaitu kegiatan intrakurikuler (proses kegiatan belajar yang biasa dilaksanakan di sekolah), kegiatan kokurikuler (kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menguatkan, memperdalam, ataupun sebagai kegiatan pengayaan mata pelajaran yang sudah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler) dan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri. (Pram/fajar)
Sentimen: positif (88.6%)