Sentimen
Positif (61%)
4 Apr 2024 : 17.57
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Institusi: Johns Hopkins University

Tokoh Terkait

Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Misteri Berabad-abad akan Terpecahkan

4 Apr 2024 : 17.57 Views 8

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Misteri Berabad-abad akan Terpecahkan

PIKIRAN RAKYAT - Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 April 2024. Fenomena alam itu pada Ramadhan 2024 itu pun diklaim akan mengungkapkan rahasia kosmik selama berabad-abad.

Catatan gerhana matahari total sudah terjadi selama ribuan tahun. Dalam semua waktu itu, fenomena tersebut telah memungkinkan para ilmuwan untuk mengungkap informasi kunci tentang, tidak hanya matahari tapi seluruh alam semesta.

Gerhana matahari total terjadi di suatu tempat di Bumi setiap 18 bulan. Fenomena alam itu pun telah terjadi sepanjang sejarah manusia.

Manusia secara alami telah mempelajari peristiwa tersebut, dengan catatan tertulis pertama yang diketahui tentang gerhana berasal lebih dari 3.000 tahun lalu. Selama itu, manusia telah belajar jumlah yang menakjubkan dari gerhana total tentang matahari, Bumi, dan bahkan hukum dasar fisika.

Untuk sebagian besar sejarah, totalitas periode waktu bulan menutupi seluruh cakram matahari telah menjadi satu-satunya waktu manusia bisa melihat lapisan terluar matahari yang redup. Plasma tipis yang disebut korona itu telah menjadi pusat banyak kemajuan ilmiah yang berasal dari studi gerhana.

Korona adalah rumah bagi banyak fenomena matahari yang paling menarik, termasuk coronal mass ejections (CME). Fenomena itu terjadi ketika medan magnet matahari yang berputar meledakkan untaian dan gumpalan material ke luar angkasa.

CME yang menabrak Bumi dapat merusak satelit dan jaringan listrik. CME juga bisa sangat berbahaya bagi astronot di luar angkasa, di luar perlindungan atmosfer Bumi.

"Aktivitas magnetik matahari berubah dari waktu ke waktu dan berubah di permukaan bintang," ucap peneliti dari Johns Hopkins University di Maryland, Meredith MacGregor.

Sejauh ini, peneliti tidak memiliki cara yang baik untuk memprediksi aktivitas CME. Namun, orang-orang mungkin bisa mulai melakukannya dengan mempelajari korona.

Korona, Lapisan Terluar Matahari

Gerhana matahari total bukan satu-satunya cara untuk melihat lapisan terluar matahari, ada juga instrumen yang disebut coronagraph. Coronograph merupakan metode menggunakan bayangan untuk menghalangi cakram matahari dalam semacam gerhana buatan.

Instrumen ini penting, tidak hanya untuk mempelajari bintang kita sendiri. Namun, juga untuk mempelajari bintang lain yang lebih jauh, dan mencari planet yang mengorbit mereka yang seharusnya tersembunyi dalam silau cahaya bintang.

"Inspirasi untuk menggunakan coronagraphs untuk menghalangi cahaya bintang lain, sehingga kita dapat mencari exoplanet mereka berasal dari gerhana alam," ujar Meredith MacGregor.

Keredupan yang sama membuat korona sulit diamati di luar totalitas, hal itu juga menjadikannya target yang sangat baik untuk spektroskopi. Spektroskopi bekerja dengan memecah cahaya menjadi panjang gelombang penyusunnya.

Hal itu memungkinkan peneliti untuk menentukan elemen apa yang ada dalam suatu material, dengan pola panjang gelombang unik yang dipancarkan atau diserap setiap elemen. Helium ditemukan menggunakan spektroskopi selama gerhana pada 1868, yang merupakan pertama kalinya elemen apa pun ditemukan dengan mempelajari langit.

Segera setelah itu, para astronom menemukan apa yang tampaknya menjadi unsur baru lain dalam korona, yang mereka sebut koronium. Namun, ternyata hanya besi yang dipanaskan hingga suhu luar biasa jutaan derajat.

Meski bukan elemen baru, ini adalah temuan yang membingungkan. Sebab, ermukaan matahari hanya sekitar 5600 derajat Celsius, jadi bagaimana lapisan terluar bisa begitu terik?

"Bayangkan Anda berada di api unggun, dan Anda mulai berjalan menjauh dari api unggun. Dan seharusnya semakin dingin, tetapi menjadi jauh lebih panas," kata peneliti Pusat Sains dan Industri di Ohio, Frederic Bertley.

"Itulah yang terjadi di korona, dan tidak ada yang tahu mengapa itu terjadi," tuturnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NewScientist.

Gerhana Matahari Masih Penuh Misteri

Gerhana matahari bahkan memberikan beberapa bukti pertama teori relativitas umum Albert Einstein, yang mengatur bagaimana gravitasi berperilaku pada skala besar. Salah satu prediksi utama relativitas umum adalah bahwa benda-benda besar harus membengkokkan lintasan cahaya saat melewatinya.

Albert Einstein pertama kali mempresentasikan teorinya pada 1915. Kemudian, bukti kebenarannya datang pada 1919 ketika astronom Arthur Eddington mengamati cahaya bintang membungkuk mengelilingi matahari selama gerhana matahari.

Ketika gerhana matahari total melewati Amerika Tengah dan Utara pada April 2024, para astronom akan melanjutkan tradisi panjang mereka mengambil keuntungan dari totalitas untuk melakukan pengamatan yang tepat dari matahari dan bagaimana hal itu mempengaruhi ruang di sekitarnya.

Matahari masih memiliki banyak rahasia untuk diungkap, dan gerhana adalah salah satu waktu terbaik untuk mempelajarinya.***

Sentimen: positif (61.5%)