Sentimen
Positif (88%)
1 Apr 2024 : 20.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Garut

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

65 Ton Amunisi Lenyap Usai Ledakan, Panglima TNI Minta Jajaran Segera Lakukan Disposal

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

1 Apr 2024 : 20.22
65 Ton Amunisi Lenyap Usai Ledakan, Panglima TNI Minta Jajaran Segera Lakukan Disposal

FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Kasus ini jadi pelajaran. Ledakan di gudang amunisi tak boleh terulang.

Ledakan dan kebakaran gudang nomor 6 di Gudang amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melenyapkan lebih kurang 160 ribu amunisi. Angka itu setara lebih kurang 65 ton.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan puluhan ton amunisi tersebut sudah kedaluwarsa. Ledakan terjadi sebelum disposal berlangsung. Atas peristiwa tersebut, ke depan TNI memastikan bakal mempercepat proses disposal. 

Puluhan ton amunisi tersebut sedang dalam proses untuk disposal atau dimusnahkan. Namun, sebelum pemusnahan berlangsung, ledakan terjadi pada Sabtu malam (30/3/2024). Ledakan itu menyebabkan kebakaran hebat di gudang amunisi nomor 6.

”Ledakan terjadi di gudang penyimpanan amunisi sisa latihan atau temuan dan amunisi-amunisi yang sudah expired,” ungkap Agus, Minggu (31/3/2024). 

Kodam Jaya dan TNI AD tengah memproses puluhan ton amunisi yang terdiri atas amunisi kaliber besar dan amunisi kaliber kecil itu untuk disposal. Lokasi pemusnahan bahkan sudah ditentukan. Yakni di wilayah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Berdasar data dari Kodam Jaya, proses pemeriksaan menuju disposal sudah berlangsung sejak awal tahun. Namun demikian, belum sampai pada waktu disposal, ledakan sudah terjadi. 

Disposal amunisi milik TNI memang melalui proses yang sistematis. Ada rangkaian dan tahapan pemeriksaan sebelum pemusnahan dilakukan. Untuk itu, demi mencegah peristiwa serupa terjadi di gudang amunisi lainnya, orang nomor satu di TNI itu memastikan bakal mempercepat proses tersebut.

”Kami akan secepatnya (proses) apabila (amunisi sisa dan kadaluarsa) sudah terkumpul untuk diperiksa dan didisposal,” bebernya. 

Amunisi kedaluwarsa lebih sensitif. Karena itu, penyimpanannya dilakukan dengan sangat hati-hati. Gudang nomor 6 di Gudmurah Kodam Jaya dia pastikan steril. Bahkan tanpa jaringan listrik. Protokol tetap untuk menyimpan amunisi juga sangat ketat.

Gudang dilengkapi tanggul tinggi yang berfungsi meminimalisir dampak bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Jarak antargudang pun berjauhan. Minimal seratus meter dari satu gudang ke gudang lainnya.

Sampai kemarin belum ditemukan indikasi terjadi human error atau kesalahan personel yang memantik ledakan dan kebakaran di gudang amunisi nomor 6.

”Memang kalau sudah expired itu relatif sensitif, labil. Dia kena gesekan, kena panas, akan mudah meledak,” jelasnya.

Meski begitu, pihaknya tetap menurunkan tim untuk melakukan investigasi secara lebih komprehensif dan mendalam. Tujuannya bukan hanya menemukan penyebab ledakan, melainkan demi perbaikan ke depan. 

Jenderal bintang empat TNI AD itu menyebut, tim investigasi yang dibarengi Polisi Militer TNI sudah bekerja sejak Sabtu malam. Selain investigasi, penyisiran dampak ledakan terus dilakukan.

Tujuannya untuk mencari dan mengumpulkan serpihan amunisi, selongsong peluru, dan sebagainya. Pendataan rumah-rumah warga yang terdampak ledakan juga dilakukan. Pemerintah Daerah Jawa Barat memastikan bakal memperbaiki rumah-rumah yang rusak akibat ledakan. 

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat di sekitar Gudmurah Kodam Jaya yang terdampak ledakan dan kebakaran gudang nomor 6. Meski gudang tersebut hancur dan rusak.

Dia bersyukur lantaran sama sekali tidak ada korban. Baik luka maupun meninggal dunia. Kepada awak media, dia menyatakan bahwa seharusnya amunisi yang meledak dan terbakar dimusnahkan setelah Lebaran nanti. 

Proses disposal ratusan ribu amunisi tersebut sudah berjalan. Proses itu memang cukup panjang. Sebab, ada pemeriksaan berulang yang tidak hanya melibatkan Kodam Jaya. Melainkan turut melibatkan Mabes TNI AD, Mabes TNI, dan Kementerian Pertahanan (Kemhan).

”Itu juga mungkin salah satu yang akan kami evaluasi,” imbuhnya.

Dia ingin proses disposal tidak terlalu panjang. Dengan begitu, amunisi yang sudah kedaluwarsa cepat dimusnahkan. (syn/jpg/zuk)

Sentimen: positif (88.9%)