Sentimen
Negatif (78%)
1 Apr 2024 : 12.01
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Cimahi, Yogyakarta

Kasus: Demam berdarah dengue

Tokoh Terkait

343 Orang Meninggal Dunia karena DBD, Laju Kasus Meningkat Tiga Kali Lipat

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

1 Apr 2024 : 12.01
343 Orang Meninggal Dunia karena DBD, Laju Kasus Meningkat Tiga Kali Lipat

 

PIKIRAN RAKYAT - Kasus Dengue mengalami peningkatan. Hingga Maret 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, kasus meningkat hampir tiga kali lipat dari jumlah kasus pada 2023 dengan periode yang sama.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi bilang, update pekan ke-12 tahun 2024, jumlah kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Pada Maret 2024, ada penambahan jumlah kasus, berkisar 4.809 lebih kasus dari laporan yang muncul sepekan sebelumnya.

Laporan laju kasus pada Maret 2023 mencapai 17.434 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 144 jiwa.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane bilang, tren peningkatan kasus tersebut perlu disikapi dengan upaya mitigasi dari berbagai pihak terkait.

"Sebenarnya kenaikan kasus Dengue telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah. Tapi sepertinya kita tidak serius mengendalikannya, sehingga wilayahnya bertambah luas dan kasus terus meningkat," tutur dia menerangkan.

Gagal melakukan pengendalian

Ilustrasi Aedes aegypti.

Dia mengungkapkan, kendati tren kasus tersebut akan selesai sendirinya, saat siklus reproduksi nyamuk Aedes aegypti kembali normal, bukan berarti situasi yang sekarang terjadi dibiarkan terjadi, sehingga memicu jumlah korban yang tak sedikit.

"Indikator utama pengendalian wabah itu adalah kasus tidak meningkat dan tidak meluas," kata dia, "jika kasus dan kematian terus bertambah, itu artinya kita gagal melakukan pengendalian dengan korban tidak sedikit."

Dia pun meminta agar pemerintah daerah menaruh fokus pada kejadian Dengue di wilayah masing-masing, kendati tengah disibukkan dengan persiapan pemilihan kepala daerah. "Jangan sampai masyarakat yang menanggung akibatnya, karena kesalahan kolektif dari kemampuan mendeteksi dini sampai dengan respons terhadap kejadian ini."

Pada Kamis, 28 Maret 2024, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bilang, pihaknya sudah memfasilitasi permintaan larvasida sampai insektisida untuk kebutuhan penanggulangan dengue yang kini mengalami tren peningkatan.

"Kami sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik, kami siapkan insektisida kalau mau di-fogging," tuturnya, seperti dilaporkan Antara.

Fogging tak menyelesaikan masalah

Fogging dilakukan di wilayah Cimahi sebagai langkah pencegahan DBD.

Direktur Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Riris Andono Ahmad mengatakan, fogging atau pengasapan tidak menyelesaikan masalah. Karena, fogging cuma membasmi nyamuk dewasa.

"Telur-telur nyamuk masih banyak di sudut-sudut lingkungan, satu-dua minggu setelah fogging jumlah populasi nyamuk akan bertambah dan kembali lagi seperti sebelumnya," katanya.

Dia juga bilang, fogging hanya memberi rasa aman semu. Selain itu, efektivitas pengasapan lingkungan bergantung pada kualitas insektisida. 

"Tanpa pengawasan yang ketat, dia menyebut pengasapan kerap sia-sia karena nyamuk telah resisten dengan insektisida tertentu," ucapnya.

Ilustrasi. Jangan abaikan sakit karena demam berdarah dengue atau DBD.

Menurutnya, pemberantasan sarang nyamuk vital dilakukan di tingkat individu dan keluarga. Kendati demikian, pemerintah juga perlu mengoordinasikan gerakan tersebut supaya upaya mitigasi dapat berjalan serentak dan berkesinambungan.

"Dulu ada gerakan Jumat Bersih. Pemerintah bisa mengaktivasi gerakan ini lagi supaya masyarakat tidak hanya secara individu tapi secara terkoordinasi melakukan pencegahan di lingkungan mereka," tutur dia menerangkan, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.***

Sentimen: negatif (78%)