Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Toyota, Honda
Tokoh Terkait
Bos Toyota-Honda Sampai Anthoni Salim Ungkap Borok Daya Beli Lesu
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Para petinggi perusahaan besar di Indonesia mengakui kondisi ekonomi Indonesia di awal tahun sedang ada masalah terutama soal daya beli karena beberapa faktor. Data penjualan kendaraan bermotor turun parah, yang membuat jadi catatan mereka.
Produsen kendaraan seperti Honda, Toyota, hingga raja mi instan bos Indofood Anthoni Salim menyampaikan uneg-unegnya soal kondisi ekonomi Indonesia saat ini, terutama di tahun pemilu.
"Pertumbuhan ekonomi yang melambat, kurs rupiah yang agak melemah, suku bunga yang mulai pelan-pelan naik, prosedur leasing yang agak melambat (makin ketat)," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie D. Sugiarto dikutip Jumat (29/3/2024).
Salah satu pabrikan yakni Toyota juga ikut menaruh perhatian pada pengetatan kredit dalam proses leasing atau perusahaan pembiayaan. Hal ini menjadi tantangan khususnya dalam menghadapi pengetatan kredit dari lembaga penyaluran atau perbankan.
"Cuma yang kita concern adalah penurunan dari ekonomi, salah satunya dari kredit. Apakah terus apa tidak, nggak tau. Kredit juga sekarang lebih selektif, informasi dari teman-teman kredit, NPL ada peningkatan. Ini impact terhadap market juga," ujar Direktur Marketing Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Anthoni Salim, yang juga orang terkaya kelima se-Indonesia, menyoroti perihal daya beli masyarakat Indonesia, termasuk konsumsi kelas menengah melemah.
Dia menilai tantangan ekonomi global dan melemahnya daya beli masyarakat menjadi hal yang harus diantisipasi.
"Perusahaan juga akan terus mencermati kondisi makro ekonomi secara global agar dapat melakukan penyesuaian strategi dengan perkembangan yang terjadi," ujar Anthoni.
Sementara itu kalangan pabrikan motor menilai penurunan penjualan sepeda motor secara nasional pada dua bulan awal ini karena beberapa faktor, mulai dari kenaikan bahan pokok, kondisi cuaca dan sebagainya. Akibatnya daya beli dan kemampuan masyarakat ikut berpengaruh karena kegiatan ekonomi juga terdampak perubahan cuaca tersebut.
"Harga komoditi sebenarnya masih tinggi tetapi tidak naik, itu pengaruh juga. Jadi yang lebih banyak terpengaruh pulau Jawa sebenarnya, kenapa karena curah hujan tinggi jadi panen tertunda. Kemudian beberapa daerah ada yang terdampak bencana alam, ternyata itu berpengaruh buat kami," Octavianus Dwi Putro, Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM).
Namun, Ia yakin data penjualan bulan Maret bakal lebih baik dari bulan sebelumnya. Salah satu pendorongnya adalah momentum Lebaran dimana banyak masyarakat membutuhkan kendaraan untuk bermobilitas.
"Kemudian kalau dilihat, itu data AISI, ketika AISI itu kan distribusi, itu tidak turun-turun amat tetapi memang kita mau menyehatkan stok ada juga di situ, stok di market yang mau kita jaga tetapi cukup ketika menjelang lebaran ini. Maret ini rasanya baik kami atau yang lain distribusinya akan lumayan terutama menjelang lebaran," sebut Octa.
Executive Vice President Director AHM Thomas Wijaya juga mengungkapkan sejumlah penyebab penjualan motor bisa turun, mulai dari kondisi alam hingga faktor pemilihan umum yang membuat masyarakat menunggu sambil melihat kondisi atau wait and see.
"Kondisi ini terjadi dipengaruhi banyak faktor. Situasi politik terkait dengan pemilu dan kondisi ekonomi di berbagai daerah karena cuaca dan bencana yang terjadi di awal tahun," ujar Thomas.
[-]
-
Jokowi Sebar 'Virus' Baru di 2024: Optimis Dong!(hoi/hoi)
Sentimen: negatif (57.1%)