Sentimen
Negatif (99%)
21 Mar 2024 : 11.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Waduh, Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan gegara Kelahiran Turun Drastis

21 Mar 2024 : 18.33 Views 1

iNews.id iNews.id Jenis Media: Nasional

Waduh, Banyak RS di China Tutup Layanan Persalinan gegara Kelahiran Turun Drastis

HONG KONG, iNews.id - Fakta mengejutkan di China, banyak rumah sakit (RS) menutup layanan persalinan bayi tahun ini. Penyebabnya, angka kelahiran di China menurun drastis seiring menurunnya minat warga untuk menikah dan memiliki anak.

Surat kabar Daily Economic News dan para pakar industri memperingatkan fenomena ancaman 'winter obstetric' atau musnahnya praktik kebidanan dipicu anjloknya angka kelahiran yang mencapai rekor baru ini.

Rumah sakit di beberapa provinsi, termasuk Zhejiang dan Jiangxi, selama 2 bulan terakhir telah menutup layanan persalinan mereka. Rumah Sakit Rakyat Ke-5 Kota Ganzhou di Jiangxi menyatakan layanan persalinan telah ditutup mulai 11 Maret.

Hal senada disampaikan Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Jiangshan di Zhejiang yang menutup praktik dokter kandungan mulai 1 Februari.

Serentetan pengumuman ini disampaikan saat para pembuat kebijakan di Beijing bergulat untuk mencari cari bagaimana mendongkrak keinginan pasangan suami istri untuk memiliki anak.

Populasi China turun selama 2 tahun berturut-turut pada 2023 akibat rendahnya angka kelahiran dan tingginya angka kematian akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak besar bagi potensi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Data Komisi Kesehatan Nasional China terbaru menunjukkan, jumlah rumah sakit bersalin turun menjadi 793 pada 2021 dari 807 pada 2020.

Berdasarkan laporan Daily Economic News, anjloknya jumlah kelahiran menyebabkan banyak rumah sakit tidak mungkin tetap mengoperasikan layanan persalinan.

"Winter obstetric tampaknya akan datang secara perlahan,” bunyi laporan surat kabar tersebut pada edisi Jumat pekan lalu.

Banyak perempuan di China memilih tidak memiliki anak karena tingginya biaya perawatan, keengganan untuk menikah, atau memilih karier.

Pemerintah sudah berusaha membangkitkan minat pasangan suami istri untuk memiliki anak seperti memberikan insentif serta melakukan berbagai langkah lain, termasuk memberikan cuti hamil lebih lama, pemberian tunjangan keuangan, hingga subsidi perumahan. Namun faktanya China adalah salah satu negara termahal di dunia untuk membesarkan anak dibandingkan dengan produk domestik bruto per kapita.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Sentimen: negatif (99.1%)