Sentimen
Negatif (80%)
18 Mar 2024 : 08.14
Informasi Tambahan

Kasus: Teroris

Partai Terkait

Netanyahu Minta Warga Sipil Tinggalkan Rafah Sebelum Invasi

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

18 Mar 2024 : 08.14
Netanyahu Minta Warga Sipil Tinggalkan Rafah Sebelum Invasi
Jakarta -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memastikan warga sipil yang berada di Jalur Gaza selatan sudah pergi sebelum pasukannya menyerang Rafah. Hali ini disampaikan Netanyahu usai ada kekhawatiran atas nasib 1,5 juta orang yang saat ini berlindung di Rafah.

Dilansir AFP, Senin (18/3/2024), Kabinet keamanan dan perang Israel akan membahas upaya internasional terbaru menuju kesepakatan gencatan senjata, pada hari Jumat mengatakan dia menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi di Rafah serta evakuasi penduduk. Netanyahu mengatakan warga sipil tidak ada yang di Rafah saat pasukannya memborbardir wilayah tersebut.

"Tujuan kami dalam melenyapkan batalion teroris yang tersisa di Rafah sejalan dengan memungkinkan penduduk sipil meninggalkan Rafah," kata Netanyahu pada konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bukan sesuatu yang akan kami lakukan dengan tetap mengunci penduduk di tempat," imbuhnya.

Dalam jumpa pers bersama itu, Scholz pun mengajukan pertanyaan ke Netanyahu perihal "Ke mana mereka (warga sipil) harus pergi?" kata Scholz.

Amerika Serikat - yang memberikan bantuan militer miliaran dolar kepada Israel - mengatakan pihaknya menginginkan "rencana yang jelas dan dapat diterapkan" untuk memastikan warga sipil "terhindar dari bahaya".

Sebelum bertemu Scholz, Netanyahu mengatakan pada rapat kabinet bahwa "tekanan internasional tidak akan menghentikan kami mewujudkan semua tujuan perang", dan untuk melakukan hal ini, "kami juga akan beroperasi di Rafah".

Israel telah berulang kali mengancam akan melakukan serangan darat terhadap Hamas di Rafah, tempat orang-orang berlindung di tenda-tenda yang berdesakan di perbatasan Mesir.

Ketua Organisasi Kesehatan Dunia PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak agar operasi militer tidak dilakukan di sana, "atas nama kemanusiaan".

Scholz mengatakan kepada wartawan Jerman bahwa jika serangan semacam itu mengakibatkan "banyak korban jiwa", maka "akan membuat pembangunan damai di wilayah tersebut menjadi sangat sulit".

(zap/whn)

Sentimen: negatif (80%)