Sentimen
Negatif (100%)
18 Mar 2024 : 04.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Moskow

Tokoh Terkait

Lagi Pemilu, Rusia Dihantam Rudal Ukraina

18 Mar 2024 : 04.05 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Lagi Pemilu, Rusia Dihantam Rudal Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Umum (pemilu) di Rusia telah memasuki hari terakhirnya pada Minggu, (17/3/2024). Pemilu tetap digelar meskipun diganggu oleh serangan udara yang dituding dilakukan oleh Ukraina, yang berperang dengan Moskow, untuk mengganggu pesta demokrasi.

Lebih dari 114 juta warga Rusia memiliki hak untuk memilih pemimpinnya. Ini termasuk di empat daerah di Ukraina yang hanya dikuasai sebagian oleh Moskow. Komite Pemilihan Umum Pusat Rusia mengatakan bahwa lebih dari 63 juta warga telah memilih per Sabtu malam

Namun protes sporadis telah mengiringi jalannya pemilu tersebut, dan perkembangan terkini dalam perang dengan Ukraina juga terus membayangi pemilihan.

-

-

Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Kyiv mencoba mengganggu pemilu dengan serangan pesawat tak berawak dan rudal yang semakin intensif di Rusia dan di wilayah yang dikuasai Moskow di Ukraina.

Pejabat lokal Rusia mengatakan pada Minggu pagi bahwa pasukan Kyiv terus melakukan serangan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, di sisi lain, tidak membahas tudingan serangan itu. Namun ia berterima kasih kepada pasukan militer dan intelijennya "atas kemampuan baru Ukraina dalam jangka panjang.

Zelensky kemudian melanjutkan dengan menganggap pemilu yang berlangsung di wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina itu ilegal dan tidak sah.

Analis militer melihat serangan harian yang dilakukan Kyiv yang terutama menargetkan energi dan infrastruktur penting lainnya sebagai upaya untuk menggoyahkan rasa stabilitas Rusia dan melemahkan upaya perang Moskow.

Noon Against Putin

Di dalam negeri Rusia, kelompok oposisi Putin terus mencoba memberikan perlawanan di hari terakhir pencoblosan. Salah satunya adalah kelompok pendukung oposisi Rusia yang baru saja meninggal dunia dalam tahanan, Alexei Navalny.

Janda Navalny, Yulia Navalnaya, mencetuskan aksi 'Noon Against Putin', yang dialamatkan untuk menggalang kekuatan demi mengalahkan Putin yang sudah bertahun-tahun menjabat sebagai orang nomor satu di negara itu.

Aksi ini sendiri dihadirkan sebagai cara masyarakat menyampaikan penolakan terhadap Putin tanpa resiko ditangkap karena mereka akan tetap mengantri untuk memilih secara sah. Kremlin telah memperingatkan masyarakat agar tidak mengambil bagian dalam pertemuan yang tidak sah.

"Hari ini kami ingin mengatakan kepada kita semua - tengah hari adalah permulaan," tulis inisiatif "Noon Against Putin" di Telegram mereka pada Minggu pagi.

"Ya, sebagian dari kami takut. Ya, pilihannya tidak mudah. Namun kami adalah orang-orangnya. Dan kami akan menghadapi pilihan dan tanggung jawab tersebut."


[-]

-

Ukraina Bakal Adakan Pilpres, Warga Menolak
(hsy/hsy)

Sentimen: negatif (100%)