Sentimen
Positif (99%)
15 Mar 2024 : 19.58
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Hewan: Sapi, Ayam

Tokoh Terkait
Amran Sulaiman

Amran Sulaiman

Esther Sri Astuti

Esther Sri Astuti

Cerita Masyarakat Miskin Terdampak Sembako Mahal saat Ramadhan 2024: Kami Lupa Kapan Terakhir Makan Daging

15 Mar 2024 : 19.58 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Cerita Masyarakat Miskin Terdampak Sembako Mahal saat Ramadhan 2024: Kami Lupa Kapan Terakhir Makan Daging

PIKIRAN RAKYAT - Seorang warga Makassar, Sulawesi Selatan, Astria mengungkapkan keluh kesahnya menyambut Ramadhan 2024. Dia mengaku bulan puasa tahun ini lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya.

Astria mengaku hanya bisa sahur dan buka puasa dengan mie instan dan putih telur karena harga pangan meningkat tajam. Dia dan keluarga yang kini tinggal di rumah panggung, lorong belakang Gereja Toraja, Kecamatan Panakkukang tidak sempat pergi ke pasar karena harga sembako mahal.

"Mie saja sama telur, karena tidak sempat juga pergi ke pasar karena apa-apa mahal," kata Astria kepada wartawan BBC News Indonesia, Rabu, 13 Maret 2024.

Dalam kesehariannya, Astria menjual camilan untuk anak-anak hingga manisan kedondong di depan rumahnya, pendapatannya kurang dari Rp1 juta perbulan. Daging ayam dan sapi, menurutnya, barang yang sulit dijangkau pada Ramadhan 2024.

"Saya tidak pernah makan daging, belum pernah. Makan sahur pertama mie sama telur, sahur sama mama," tuturnya.

Astria mengaku hanya bisa mencicipi daging jika sang kakak atau orang dermawan yang memberinya. Bahkan dia belum membayangkan akan menyantap apa ketika keluarganya buka puasa nanti.

"Saya tidak dapat bantuan (pemerintah) cuma dijamin KIS. Bantuan dua bulan di kantor lurah saya tidak dapat, tidak pernah, saya sudah ambil surat tidak mampu," tuturnya.

Penyebab Harga Sembako Mahal

Berdasarkan informasi dari situs Bapanas pada Kamis, 14 Maret 2024, harga rata-rata beras premium adalah Rp16.460 per kilogram. Harga tertinggi mencapai Rp25.000 per kilogram di Papua Pegunungan dan terendah Rp14.650 per kilogram di Aceh.

Harga beras premium ini masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu antara Rp14.900 hingga Rp15.800 per kilogram, tergantung wilayahnya.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini salah satunya disebabkan oleh fenomena El Nino, yang menyebabkan masa panen terlambat pada tahun 2024 dan stok lokal menipis.

"Musim tanamnya bergeser, jadi seharusnya kita Januari-Februari sudah panen raya, nah ini panen rayanya mundur kira-kira sekarang sudah tapi belum masuk panen raya kemungkinan April dan Mei jadi panen rayanya April dan Mei," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR secara virtual, Rabu, 13 Maret 2024.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menambahkan bahwa kenaikan harga beras juga disebabkan oleh penurunan luas tanah padi dari 7,44 juta hektar menjadi 5,49 juta hektar pada Februari 2024.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah penurunan volume pupuk subsidi sebesar 50 persen dari 9,55 juta ton menjadi 4,7 juta ton pada tahun 2024. Hal ini menyebabkan produksi beras dari Juni hingga Oktober 2024 dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan beras nasional.

Apa Upaya yang Bisa Dilakukan?

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Esther Sri Astuti mengatakan upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol harga pangan agar tidakk semakin meningkat.

Menurutnya, dengan menambah bahan pangan di pasar sehingga pasokan aman dan harga menjadi terkontrol. Caranya bisa melalui operasi pasar, menambah impor, hingga meningkatkan produksi.

"Kalau dilihat dari komoditi beras sekitar April baru panen raya, dan sekarang masih awal Maret. Berarti kita tidak bisa mengandalkan produksi beras, mau tidak mau impor," tuturnya.

Setelah pasokan mampu dijaga, kata Esther, pemerintah harus membenahi regulasi dan tata niaga dari bahan-bahan pangan yang bermasalah. Tujuannya agar kejadian ini tidak terus berulang setiap tahun. Harga pangan bisa terkontrol walaupun ada dinamika peristiwa tahunan yang terjadi.***

Sentimen: positif (99%)