Sentimen
Negatif (88%)
15 Mar 2024 : 03.25
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Kesal Harga Beras Mahal Tapi Harga Gabah Perani Murah, Legislator PDIP Pertanyakan Peran Bulog hingga Minta BUMN Dihapus

15 Mar 2024 : 03.25 Views 7

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Kesal Harga Beras Mahal Tapi Harga Gabah Perani Murah, Legislator PDIP Pertanyakan Peran Bulog hingga Minta BUMN Dihapus

FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Kenaikan harga beras jadi sorotan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP, Mufti Anam.

Dia mengaku kesal mendengar keluhan warga bahwa harga beras mahal namun harga pokok penjualan (HPP) gabah di tingkat petani murah.

Mufti meluapkan kekesalannya atas laporan Direktur Utama PT Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi yang dituding berbohong. Dimana Bulog menyampaikan harga gabah di kisaran Rp 7.000. Padahal harga gabah yang dibeli jauh lebih rendah.

“Rakyat kita menjerit, mereka bilang harga beras mahal di toko-toko, di pasar-pasar. Tapi gabah kami paling mahal Rp 5.000, apa gunanya Bulog pak? Malu kami ini di DPR,” ujar Mufti dengan nada tinggi dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR di Gedung DPR, Rabu (13/3).

“Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk rakyat. Oke bapak tiga bulan di tempat ini (Bulog), sekarang kami tanya harga gabah bisa benar-benar bapak beli minimal sesuai apa yang kita katakan,” lanjutnya.

Mufti menjelaskan rakyat kelas menengah juga mengeluh dengan tingginya harga beras. Harga beras saat ini telah menembus rekor tertinggi yang naik 35 persen dari harga yang ditetapkan.

Dia mencermati banyak masyarakat menimbun beras karena ada kelangkaan. Mereka tidak ingin mengkonsumsi beras Bulog, melainkan beras yang memiliki merek yang berada di ritel modern.

“Kalau bapak (Bayu Krisnamurthi) yang katakan bohong, bapak katakan tidak sesuai apa yang disampaikan dengan di kenyataan, maka akan dicatat dengan sejarah apa yang kita lakukan hari ini,” terangnya.

Ia juga menyoroti beras yang dioleh salah satu BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI dijual Rp 100.000 per 5 kg. Sedangkan beras di pasaran hanya sekitar Rp 70.000 per kg.

“Menteri Perdagangan sudah berkeluh keringat menurunkan harga, tapi bapak (Direktur Utama RNI) tidak ngasih contoh yang baik, tidak ada gunanya semua ini,” tegas Mufti.

“Kalau RNI hanya mencari keuntungan, tidak ada untuk rakyat, bubarkan saja RNI,” ujarnya. (*)

Sentimen: negatif (88.9%)