Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Jalankan Cost Optimization, Pertamina Alami Peningkatan Laba hingga 1,25 Miliar Dolar AS Selasa, 12/03/2024, 11:05 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan berbagai program inovasi teknologi, perbaikan model bisnis, dan entitas sinergi di seluruh lini bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga berfokus pada program Cost Optimization. Berkat hal itu, Pertamina pun berhasil mencapai efisiensi biaya dan peningkatan laba hingga USD1,25 Miliar pada tahun 2023.
Sepanjang tahun 2023, sebanyak 301 program Optimasi Biaya dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional. Hal ini menunjukkan kinerja bisnis perusahaan energi plat merah kini semakin gesit, lincah dan efisien.
Baca Juga: Dukung UMKM Naik Kelas, Pertamina Serahkan Hibah Teknologi Rp690 Juta
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada acara Cost Optimization Appreciation Day yang dilaksanakan Rabu lalu (06/03) menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang memberikan kontribusi luar biasa untuk mencapai hasil ini. Keberhasilan tersebut merupakan bukti bahwa Pertamina bersedia beradaptasi dan berinovasi.
“Upaya ini tidak sekedar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program optimalisasi biaya di Pertamina Grup berkontribusi hingga USD 1,25 Miliar,” ujar Nicke.
Nicke menambahkan, keberhasilan dalam optimasi biaya sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan yang lebih besar dan menjadi pemimpin di bisnis energi nasional.
Baca Juga: Bukti Kinerja, Delapan Penghargaan Diborong Pertamina di BCOMSS 2024
“Pertamina kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” imbuh Nicke.
Beragam program inovasi terbaik telah dijalankan Pertamina baik hulu, pengolahan, distribusi maupun pemasaran. Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisasi pengadaan bahan kimia dan operasi tanpa batas.
Di sektor pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain optimasi pengadaan minyak mentah, program efisiensi konsumsi energi dan optimalisasi unit proses. Sementara di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute,ukuran parsel dan tonase.
Adapun di sektor komersial & perdagangan, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG & BBM. Selain itu, di Holding Pertamina juga menjalankan optimasi program seperti pengelolaan tanggung jawab, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi aset-aset pemeliharaan, serta sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa.
“Sinergi bisnis, transformasi digital, peningkatan pendapatan, dan ESG berisiko rendah merupakan empat fokus untuk meningkatkan optimalisasi biaya pada tahun ini,” lanjut Nicke.
Komisaris Pertamina Heru Pambudi menyampaikan apresiasi atas segala inovasi dan totalitas dalam menjalankan program optimalisasi biaya di lingkungan Pertamina Group, “Untuk mewujudkan visi Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia, penerapan optimalisasi biaya setiap lini Pertamina Group menjadi sangat penting,” ucapnya.
Baca Juga: Dengan Kolaborasi, Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Lapangan Panas Bumi di Kenya
Menurut Heru, pembangunan budaya sadar biaya berpatokan pada pendapatan melalui program optimasi biaya sebagai pengubahan budaya AKHLAK, terbukti berhasil memperkuat daya tahan Pertamina dan jadi pondasi untuk terus bergerak.
"Penggunaan anggaran juga harus optimal, efisien, dan tata kelola. Pertamina harus mampu menerapkan prinsip zero toleransi terhadap tindakan korupsi,” tegas Heru.
Baca Juga: Begini Tanggapan Pemprov Bali soal Maraknya Pelanggar Nyepi
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Sentimen: positif (100%)