Jember (beritajatim.com) – Setelah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, selama sepuluh tahun, Alfian Andri Wijaya dari Partai Gerindra memberikan sejumlah catatan terhadap kinerja pemerintah daerah.

Alfian menjadi legislator DPRD Jember untuk periode 2014-2019 dan 2019-2024. Ia bekerja pada masa kepemimpinan tiga bupati, yakni MZA Djalal, Faida, dan Hendy Siswanto.

Catatan pertama Alfian adalah soal besarnya alokasi anggaran honorarium kegiatan seremonial dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jember. “Postur anggaran honorararium dalam APBD melebihi kewajaran,” katanya, Selasa (12/3/2024).

Alfian menilai perlu ada efisiensi honorarium kegiatan-kegiatan seremonial. Sebagian anggaran tersebut disarankannya untuk belanja modal yang bisa langsung dirasakan masyarakat.

“Jangan hanya, misalkan, dibuat pelatihan-pelatihan, tapi tidak ada belanja modal dan alat-alat yang bisa diterima langsung masyarakat, atau masyarakat disediakan tempat berdagang seperti Pujasera (Pusat Jajanan Selera Rakyat) yang harga sewanya miring seperti di Lumajang,” kata Alfian.

Alfian juga mencatat banyaknya sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang terabaikan, karena banyaknya kegiatan seremonial. “Terakhir, masukan dari masyarakat, sikap dan senyum aparatur pegawai negeri sipil kita masih kurang, terutama di kelurahan, kecamatan, dan pelayanan publik lainnya. Ini yang perlu diperbaiki,” katanya.

Dengan adanya sejumlah catatan itu, Alfian berharap kader Gerindra bisa menjadi bupati untuk memperbaiki Jember. Dengan didukung 261.050 pemilih dalam Pemilu 2024, Gerindra memiliki 10 kursi di DPRD Jember. Jumlah ini memenuhi syarat minimal untuk mencalonkan bupati dan wakil bupati.

“Mudah-mudahan partai kami bisa merekomendasi calon-calon terbaik. Saya sendiri berharap bupati Jember dari Gerindra dan bisa merangkul semua golongan masyarakat,” kata Alfian. [wir]