Sentimen
Negatif (100%)
12 Mar 2024 : 14.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pesisir Selatan, Solok

Tokoh Terkait
Suharyanto

Suharyanto

30 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Sumbar

12 Mar 2024 : 14.08 Views 2

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

30 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Sumbar

Jakarta: Banjir dan tanah longsor melanda Sumatra Barat (Sumbar). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan yang cukup masif ini menelan 30 korban jiwa.    "Korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto, dikutip dari Antara, Senin, 11 Maret 2024.    Bencana hidrometeorologi ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Setidaknya  37.265 unit rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 unit rumah hanyut, 26 unit jembatan rusak, 45 unit ibadah terendam, 25 unit sekolah terendam.   Lalu 13 titik ruas jalan terdampak, 2 unit irigasi rusak, 113 hektare lahan terdampak, 300 m2 lahan pertanian terdampak, dan 5 unit fasum terdampak. Pemerintah setempat memperkirakan kerugian sementara mencapai lebih dari Rp226 miliar.      Sedangkan sebanyak 12 kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar terdampak banjir dengan lima di antaranya berstatus darurat. Kelima kabupaten tersebut ialah Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.   “Kalima daerah ini terdampak bencana yang cukup masif dan besar," ujar Suharyanto.    Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi mengungkapkan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah intensitas curah hujan yang tinggi selama lebih dari 12 jam.   Faktor lainnya adalah saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik, serta pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.   Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.   Sebelumnya diberitakan, banjir dan longsor terjadi di wilayah Sumatra Barat sejak Kamis, 7 Maret 2024. Sampai Minggu, 10 Maret 2024, tercatat sebanyak 10.150 KK dengan 35.299 jiwa di Kota Padang terdampak bencana.   Di Kabupaten Pesisir sebanyak 25.794 KK terdampak dan di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 800 KK. Selanjutnya Kota Solok sebanyak 238 KK, Kabupaten Agam sebanyak 36 KK, Kabupaten Solok sebanyak 10 KK, Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 31 KK, dan Kabupaten Pasaman sebanyak 191 KK terdampak.

Jakarta: Banjir dan tanah longsor melanda Sumatra Barat (Sumbar). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan yang cukup masif ini menelan 30 korban jiwa. 
 
"Korban jiwa 27 orang di Kabupaten Pesisir Selatan dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto, dikutip dari Antara, Senin, 11 Maret 2024. 
 
Bencana hidrometeorologi ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Setidaknya  37.265 unit rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 unit rumah hanyut, 26 unit jembatan rusak, 45 unit ibadah terendam, 25 unit sekolah terendam.
 
Lalu 13 titik ruas jalan terdampak, 2 unit irigasi rusak, 113 hektare lahan terdampak, 300 m2 lahan pertanian terdampak, dan 5 unit fasum terdampak. Pemerintah setempat memperkirakan kerugian sementara mencapai lebih dari Rp226 miliar. 
   
Sedangkan sebanyak 12 kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar terdampak banjir dengan lima di antaranya berstatus darurat. Kelima kabupaten tersebut ialah Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
 
“Kalima daerah ini terdampak bencana yang cukup masif dan besar," ujar Suharyanto. 
 
Sementara itu, Gubernur Provinsi Sumbar Mahyeldi mengungkapkan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah intensitas curah hujan yang tinggi selama lebih dari 12 jam.
 
Faktor lainnya adalah saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik, serta pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.
 
Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya.
 
Sebelumnya diberitakan, banjir dan longsor terjadi di wilayah Sumatra Barat sejak Kamis, 7 Maret 2024. Sampai Minggu, 10 Maret 2024, tercatat sebanyak 10.150 KK dengan 35.299 jiwa di Kota Padang terdampak bencana.
 
Di Kabupaten Pesisir sebanyak 25.794 KK terdampak dan di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 800 KK. Selanjutnya Kota Solok sebanyak 238 KK, Kabupaten Agam sebanyak 36 KK, Kabupaten Solok sebanyak 10 KK, Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 31 KK, dan Kabupaten Pasaman sebanyak 191 KK terdampak. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SUR)

Sentimen: negatif (100%)