Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Kala Sri Mulyani Bawa Oleh-oleh Buat AHY, Isinya Bikin Melongo!
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan oleh-oleh secara khusus untuk Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono.
Oleh-oleh itu ialah hasil pertemuan antar menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral (FMCBG) negara-negara anggota G20 yang membahas kondisi ekonomi global tahun ini. Pertemuan itu digelar di Brasil pada akhir bulan lalu.
"Karena saya baru kembali dari G20, sedikit oleh-oleh untuk Mas AHY," kata Sri Mulyani saat memberikan pemaparan di acara Rakernas ATR/BPN, dikutip Senin (11/3/2024).
Namun, isi dari oleh-oleh informasi dari hasil pertemuan G20 itu ialah kabar buruk terkait prospek ekonomi 2024. Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian dunia di 2024 masih diprediksi lemah dan tidak baik-baik saja.
Kondisi itu disebabkan oleh efek pandemi Covid-19 dan ketegangan geopolitik akibat perang. Muncul scaring effect terhadap ekonomi akibat Covid-19, mengakibatkan pemulihan tidak berjalan secara seimbang di antara negara-negara dunia.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, kondisi perekonomian itu diperparah oleh ketegangan politik akibat perang. Harga pangan dan energi, kata dia, naik secara signifikan. Kenaikan itu kemudian mendorong inflasi yang tinggi di banyak negara maju.
Menkeu mencontohkan inflasi di negara Eropa yang biasanya 0% kini justru naik. Begitupun di Jepang yang biasanya mengalami inflasi rendah bahkan deflasi, kini harus berhadapan dengan inflasi yang tinggi.
"Dengan adanya kombinasi kenaikan harga pangan dan energi dan disrupsi rantai pasok, inflasi terjadi di berbagai negara maju," ujarnya.
Dia mengatakan kenaikan harga-harga itu direspons dengan naiknya suku bunga oleh bank sentral negara-negara maju. Kenaikannya, kata dia, tidak kecil, tapi hingga 500 basis poin dan dalam periode yang cukup lama. Kondisi yang kerap disebut higher for longer itu berimbas kepada negara berkembang seperti Indonesia.
Menurutnya, suku bunga menjadi seperti vacuum cleaner yang menyedot modal-modal asing keluar dari negara berkembang.
"Modal cenderung keluar, karena suku bunga seperti menyedot kapital itu dari negara berkembang dan emerging, ini yang menyebabkan negara berkembang mengalami tekanan mata uang dan banyak yang kondisi fiskalnya tidak sehat," kata Sri Mulyani.
Foto: (Ist Kiki Maulana/Kementerian ATR/BPN)Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (Ist Kiki Maulana/Kementerian ATR/BPN)
Dia mengatakan dalam kondisi dunia yang tidak baik-baik saja ini dibutuhkan konsolidasi yang kuat antar Kementerian dan lembaga di dalam negeri. Menurut dia, Kementerian ATR/BPN yang dipimpin AHY dapat mengambil peran yang penting karena berkaitan langsung dengan investasi dan perekonomian.
"Saya yakin ini waktu yang penting untuk konsolidasi, saya diminta memaparkan kondisi perekonomian dan bagaimana APBN dapat mendukung berbagai kebijakan di bidang agraria dan tata ruang yang merupakan salah satu kunci dalam investasi, perekonomian dan keadilan masyarakat," ujar Sri Mulyani.
[-]
-
Tiba di G20, Sri Mulyani Ngobrol Santai dengan 2 Sosok Penting Ini(arm/mij)
Sentimen: positif (50%)