Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: London, Moskow, Stockholm
Tokoh Terkait
Ulf Kristersson
Jadi Anggota NATO, Ini Peran yang Mungkin Dimainkan Swedia jika Terjadi Perang dengan Rusia
iNews.id Jenis Media: Nasional
LONDON, iNews.id – Swedia kemungkinan bakal menjadi pusat logistik NATO jika terjadi konflik dengan Rusia. Hal itu diungkapkan oleh Financial Times dalam laporannya pada Kamis (7/3/2024) dengan mengutip para pejabat Barat.
Menurut laporan tersebut, karena Swedia tidak memiliki perbatasan langsung dengan Rusia, peran yang akan diambilnya dalam rencana NATO jika terjadi konflik, mungkin berbeda dengan peran negara-negara yang memiliki konflik tersebut. Negara Nordik itu tidak hanya bertindak sebagai pusat logistik, namun juga sebagai jalur langsung pengiriman bala bantuan ke Finlandia dan negara-negara Baltik.
Pada Selasa (5/3/2024), Presiden Hongaria Tamas Sulyok menandatangani ratifikasi keanggotaan Swedia di NATO. Dengan begitu, Stockholm kini sah menjadi bagian dari aliansi militer pimpinan Amerika Serikat itu. Pasalnya, Hongaria adalah negara terakhir NATO yang meratifikasi keanggotan Swedia.
Stasiun televisi Swedia, TV4, pada Rabu kemarin melaporkan bahwa upacara peresmian Swedia sebagai anggota NATO akan berlangsung pada Senin (11/3/2024) pekan depan. Acara itu bakal dihadiri oleh Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, dan Panglima Angkatan Bersenjata Swedia, Micael Byden.
Pada awal Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bahwa Moskow tidak berniat menyerang negara-negara NATO. Putin pun melihat negara-negara Barat mulai memahami bahwa kekalahan strategis Rusia dalam konflik dengan Ukraina tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mereka harus mempertimbangkan dengan lebih baik langkah selanjutnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia menyaksikan aktivitas NATO yang kian ekspansif di dekat perbatasan baratnya. Fenomena semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Rusia pun telah berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai penumpukan kekuatan NATO di Eropa. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, Moskow tetap terbuka untuk berdialog dengan NATO dalam kedudukan yang setara, sementara Barat harus meninggalkan kebijakan militerisasi di benua tersebut.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Sentimen: negatif (64%)