Sentimen
Negatif (50%)
9 Mar 2024 : 09.41
Informasi Tambahan

Institusi: UNHAN

Tokoh Terkait

Penambahan 22 Kodam Baru, Dosen Pertahanan Terkaget-kaget Lalu Singgung Asymmetrical Warfare

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

9 Mar 2024 : 09.41
Penambahan 22 Kodam Baru, Dosen Pertahanan Terkaget-kaget Lalu Singgung Asymmetrical Warfare

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dr Al Araf, seorang Dosen Universitas Pertahanan, mengungkapkan kekagetannya terkait rencana penambahan Kodam di beberapa wilayah Indonesia.

Hal ini dikatakan Araf saat ia hadir dalam acara podcast resmi Novel Baswedan.

Menurut Araf, kejutan datang tiba-tiba saat Panglima TNI dalam Rapim TNI Polri menyebutkan rencana untuk menambah 22 Kodam baru di Indonesia.

"Memang belakangan ini kita terkaget-kaget, tiba-tiba Panglima TNI dalam Rapim TNI Polri menyebutkan akan menambah 22 Kodam baru," ujar Araf dikutip

Dengan adanya wacana tersebut, kata Araf, maka menjadi tambahan dari 15 Kodam yang sudah ada.

Meskipun terkejut, Araf mengungkapkan bahwa rencana ini sejalan dengan aspirasi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

"Itu menambah dari 15 yang sudah ada, sesungguhnya itu sejalan dengan rencana pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan," sebutnya.

Setahun yang lalu, Prabowo telah menyatakan keinginannya untuk membangun Kodam di seluruh Provinsi di Indonesia.

Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto disebutkan Araf, kembali menguatkan rencana ini dalam Rapim TNI Polri beberapa minggu lalu.

Namun, dia melihat hal ini tentu memicu perdebatan terkait transformasi dalam tubuh TNI.

"Secara prinsip, tentu ini akan menimbulkan perdebatan baru terkait diskusi transformasi dalam tubuh TNI," ucapnya.

Menurut Araf, secara prinsip, pertimbangan muncul terkait apakah komando teritorial masih relevan dalam generasi perang baru yang cenderung asymmetrical warfare (peperangan asimetris).

Dia bilang, generasi saat ini sudah berada dalam generasi perang kelima, yang sifatnya sudah sangat asymmetrical.

Araf menjelaskan, banyak negara saat ini tidak lagi mengandalkan struktur teritorial dalam membangun kekuatan pertahanan.

"Sekarang, kita mungkin sudah di generasi perang kelima dari generasi the new warfnya sifatnya sudah asymmetric," imbuhnya.

Perang asymmetrical mengubah cara pandang dalam menghadapi ancaman, sehingga diskusi tentang kebutuhan akan Kodam baru menjadi penting.

"Di banyak negara, orang tidak lagi mengandalkan struktur ke dalam, seperti teritorial ini. Karena berbicara bagaimana membangun kekuatan pertahanan dalam menghadapi ancaman yang sifatnya asimetrik," kuncinya. (Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (50%)