Pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden Joe Biden akan memberitahu Kongres bahwa ia telah memerintahkan militer AS untuk mendirikan pelabuhan di Gaza. Pelabuhan ini untuk menyalurkan lebih banyak bantuan kemanusiaan.

Dilansir AFP, Jumat (8/3/2024), pejabat itu mengatakan operasional pelabuhan tidak akan melibatkan pasukan AS di wilayah kantong Palestina, karena personel militer akan tetap berada di luar negeri sementara sekutu lainnya terlibat.

"Malam ini presiden akan mengumumkan dalam pidato kenegaraannya bahwa dia telah mengarahkan militer AS untuk melakukan misi darurat untuk membangun pelabuhan di Gaza," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelabuhan ini, yang fitur utamanya adalah dermaga sementara, akan menyediakan kapasitas untuk ratusan truk bantuan tambahan setiap harinya," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Para pejabat AS mengatakan "ini akan memakan waktu beberapa minggu untuk direncanakan dan dilaksanakan," dan akan melibatkan koridor maritim yang membawa bantuan melalui laut dari pulau Siprus di Mediterania.

Para pejabat AS dengan hati-hati menekankan bahwa pasukan Amerika tidak akan berada di Gaza, yang terus-menerus dibombardir Israel.

Pejabat kedua mengatakan operasi itu "diperkirakan akan menjadi operasi yang tidak memerlukan sepatu bot di lapangan."

"Militer AS mempunyai kemampuan yang unik. Dan mereka dapat melakukan hal-hal luar biasa dari luar negeri dan itulah konsep operasi yang telah diberitahukan kepada presiden," kata pejabat itu.

Israel telah diberitahu dan AS akan bekerja sama dengan mereka dalam hal keamanan, sambil berkoordinasi dengan "mitra dan sekutu" serta PBB dan organisasi bantuan di lapangan.

Pengumuman tersebut dalam pidato penting kenegaraan menggarisbawahi tekanan politik akut yang dialami Biden atas dukungannya yang teguh untuk Israel, meskipun jumlah korban tewas dan krisis kemanusiaan di Gaza meningkat.

Biden mengumumkan pekan lalu bahwa AS mulai mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza, menyusul insiden yang menewaskan lebih dari 100 orang di sebuah stasiun bantuan di utara wilayah tersebut.