Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Andalas
Kab/Kota: Gambir, Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu
Apa Jadinya bila NasDem Merapat ke Kubu Prabowo-Gibran?
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Universitas Andalas Padang Asrinaldi bilang, Partai NasDem bakal mengambil sikap pragmatis bila akhirnya sepakat merapat dengan koalisi paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"NasDem mengambil pilihan yang pragmatis sekali bahwa pemilu sudah selesai, bagaimanapun dia memikirkan partainya sendiri," kata dia, Selasa, 27 Februari 2024.
Dia juga bilang, saat ini NasDem tengah menunggu sikap PDI Perjuangan (PDIP) dalam menggulirkan hak angket. Jika PDIP, partai dengan suara terbanyak pada Pemilu 2024 ini setuju dengan hak angket, maka NasDem bakal secara total mendukung PDIP di kubu oposisi.
Walakin, bila pada akhirnya PDIP berbalik, yakni masuk ke kubu koalisi maka NasDem dipastikan bakal mengubah sikapnya. "NasDem akan memikirkan nasib partainya karena kalau hanya oposisi dipilih 'kan selama ini orang tahu oposisi dalam konteks pemerintahan tidak mendapatkan apa-apa."
Bila bergabung ke kubu Prabowo-Gibran, NasDem mesti setuju dengan beberapa hal. "Kalau NasDem masuk, ya berarti hasil pemilu harus diterima," kata dia, seperti dilaporkan Antara.
Tunggu real count
Petugas KPPS menunjukkan surat suara pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden saat perhitungan surat suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17, Pulau Kelapa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024.
Sebelumnya, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Multimedia Nasional Silvanus Alvin bilang, sikap NasDem baru akan kelihatan setelah real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai.
"Bagaimanapun NasDem yang pertama membawa narasi perubahan, kalau tiba-tiba berada dalam pemerintahan dan menerima ajakan (koalisi) dan NasDem mau, saya rasa akan kurang positif impaknya bagi pengusung NasDem yang di masa kampanye menyuarakan isu perubahan," kata dia, "seakan-akan setelah jagoannya kalah ditinggalkan."
Belum lagi, keberadaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang konsisten dengan sikap politiknya menyatakan diri sebagai oposisi. Ditambah sikap PDIP yang sudah menyebut siap menjadi oposisi.
Isu NasDem merapat ke Prabowo-Gibran berembus seusai bertemunya Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Ahad, 18 Februari 2024. Jokowi—sapaan akrab Joko Widodo—mengungkap alasan di balik pertemuan itu.
"Saya itu sebetulnya hanya jadi jembatan. Yang penting nanti partai-partai (yang mengurus). Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya," tuturnya.
Dia juga bilang, pertemuan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan Indonesia. Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga tak mau ambil pusing ihwal pihak mana yang meminta pertemuannya dengan Surya Paloh itu lebih dulu.
"Saya kira dua-duanya enggak perlu lah siapa yang undang. Yang paling penting memang ada pertemuan itu dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan negara kita," kata ayah Gibran Rakabuming Raka itu.
Dinamika politik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukan jarinya yang sudah dicelup tinta usai menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS) 10 Kelurahan Gambir, kompleks Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta pada Rabu, 14 Februari 2024.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya berujar, pertemuan Jokowi dan Surya Paloh cuma membahas dinamika politik. Terlalu dini bila pertemuan keduanya diartikan bahwa NasDem bakal kembali bersatu dengan kubu Jokowi.
"Ah terlalu dini, Pak Surya orang yang tegas dengan sikap-sikap beliau. Jadi kita saling menghormati," ucap dia, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.
Berdasarkan data real count KPU per 27 Februari 2024 pukul 14.00 WIB, dari 77,49 persen data yang masuk, paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan perolehan 58,84 persen, disusul paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 24,46 persen, dan paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD 16,7 persen.***
Sentimen: positif (76.2%)