Sentimen
Positif (94%)
26 Feb 2024 : 22.35
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Kab/Kota: Blora, Semarang, Batang, Penggilingan, Pekalongan

Tokoh Terkait

Sejumlah Daerah Jateng Mulai Panen, Harga Beras Berangsur Turun

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

26 Feb 2024 : 22.35
Sejumlah Daerah Jateng Mulai Panen, Harga Beras Berangsur Turun

Semarang: Harga beras di beberapa daerah Jawa Tengah mulai bergerak menurun setelah gelombang upaya menstabilkan harga dilakukan dan sejumlah daerah memasuki masa panen. Pemantauan hari ini harga beras dan berbagai pasar tradisional di daerah Pantura mulai bergerak turun.   Harga beras premium sebelumnya berkisar Rp19.000-Rp20.000 per kilogram turun berkisar Rp17.000-Rp18.000 per kilogram, beras medium dari sebelumnya Rp17.000-Rp18.000 per kilogram menjadi Rp15.000-Rp16.000 per kilogram. Beberapa daerah seperti Blora, Grobogan, Batang dan Pekalongan diperkirakan dalam beberapa pekan kedepan sudah memasuki masa panen dan tanaman pagi mulai menguning, bahkan di Blora beberapa kawasan sudah mulai panen. "Sudah mulai panen di lumbung padi daerah ini seperti Kedungtuban, Randublatung, Kradenan dan Ngawen," kata Bupati Arief Rohman, Minggu, 25 Februari 2024. Arief menyebut meskipun belum banyak, namun cukup membuat lega dan menurut rencana gabah yang saat ini diproduksi di beberapa tempat penggilingan padi terutama di Ngawen bakal mengisi pasar ritel dan pasar modern untuk menutup kekurangan hingga mengakibatkan harga beras melambung seperti saat ini. Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat mamantau produksi beras di Blora dan Grobogan mengaku optimis harga beras yang saat ini cukup tinggi segera berangsur turun, karena di beberapa daerah terutama wilayah di Grobogan yang tidak terlanda banjir dalam beberapa pekan mendatang segera memasuki masa panen. "Di beberapa wilayah di Blora sudah panen, hasilnya cukup bagus untuk mengisi di pasar modern dan tradisional," jelas Bayu. Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Tengah terus menggelontorkan beras di berada di berbagai gudang untuk memberikan bantuan kepada warga korban banjir maupun miskin, bahkan beberapa diantaranya digelontorkan untuk pasar murah. "Sisa beras di gudang Bulog provinsi ini masih ada 90 ribu ton," ungkapnya. Dia menyebut beras Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ada di gudang Bulog Jawa Tengah ini, demikian Akhmad Kholisun, disalurkan digelontorkan untuk komersial baik itu distributor, baik pasar tradisional maupun modern. "Beras SPHP ini akan diolah ke beberapa penggilingan untuk dijadikan beras premium," imbuhnya. Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana secara terpisah mengatakan dalam upaya menstabilkan harga beras, Pemrov Jateng menggelar pasar beras murah di 70 lokasi mulai pekan ini, diharapkan langkah ini akan dapat menekan harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi. Pmerintah pusat juga sudah menginstruksikan kepada Bulog agar segera menggelontorkan stok beras ke pasar, sehingga langkah ini sangat membantu untuk menekan harga beras di pasar. "Ini juga sekaligus untuk menstabilkan inflasi di Jawa Tengah yang pada Januari 2024 lalu berada pada angka 2,69 persen," ujarnya.

Semarang: Harga beras di beberapa daerah Jawa Tengah mulai bergerak menurun setelah gelombang upaya menstabilkan harga dilakukan dan sejumlah daerah memasuki masa panen.
 
Pemantauan hari ini harga beras dan berbagai pasar tradisional di daerah Pantura mulai bergerak turun.
  Harga beras premium sebelumnya berkisar Rp19.000-Rp20.000 per kilogram turun berkisar Rp17.000-Rp18.000 per kilogram, beras medium dari sebelumnya Rp17.000-Rp18.000 per kilogram menjadi Rp15.000-Rp16.000 per kilogram.
 
Beberapa daerah seperti Blora, Grobogan, Batang dan Pekalongan diperkirakan dalam beberapa pekan kedepan sudah memasuki masa panen dan tanaman pagi mulai menguning, bahkan di Blora beberapa kawasan sudah mulai panen.
"Sudah mulai panen di lumbung padi daerah ini seperti Kedungtuban, Randublatung, Kradenan dan Ngawen," kata Bupati Arief Rohman, Minggu, 25 Februari 2024.
 
Arief menyebut meskipun belum banyak, namun cukup membuat lega dan menurut rencana gabah yang saat ini diproduksi di beberapa tempat penggilingan padi terutama di Ngawen bakal mengisi pasar ritel dan pasar modern untuk menutup kekurangan hingga mengakibatkan harga beras melambung seperti saat ini.
 
Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat mamantau produksi beras di Blora dan Grobogan mengaku optimis harga beras yang saat ini cukup tinggi segera berangsur turun, karena di beberapa daerah terutama wilayah di Grobogan yang tidak terlanda banjir dalam beberapa pekan mendatang segera memasuki masa panen.
 
"Di beberapa wilayah di Blora sudah panen, hasilnya cukup bagus untuk mengisi di pasar modern dan tradisional," jelas Bayu.
 
Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Tengah terus menggelontorkan beras di berada di berbagai gudang untuk memberikan bantuan kepada warga korban banjir maupun miskin, bahkan beberapa diantaranya digelontorkan untuk pasar murah.
 
"Sisa beras di gudang Bulog provinsi ini masih ada 90 ribu ton," ungkapnya.
 
Dia menyebut beras Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ada di gudang Bulog Jawa Tengah ini, demikian Akhmad Kholisun, disalurkan digelontorkan untuk komersial baik itu distributor, baik pasar tradisional maupun modern.
 
"Beras SPHP ini akan diolah ke beberapa penggilingan untuk dijadikan beras premium," imbuhnya.
 
Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana secara terpisah mengatakan dalam upaya menstabilkan harga beras, Pemrov Jateng menggelar pasar beras murah di 70 lokasi mulai pekan ini, diharapkan langkah ini akan dapat menekan harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi.
 
Pmerintah pusat juga sudah menginstruksikan kepada Bulog agar segera menggelontorkan stok beras ke pasar, sehingga langkah ini sangat membantu untuk menekan harga beras di pasar.
 
"Ini juga sekaligus untuk menstabilkan inflasi di Jawa Tengah yang pada Januari 2024 lalu berada pada angka 2,69 persen," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(DEN)

Sentimen: positif (94.1%)