Sentimen
Positif (99%)
26 Feb 2024 : 15.20
Informasi Tambahan

Institusi: UGM, ITB

Kab/Kota: bandung

Tokoh Terkait

Jadi Dosen Itu Berat, Sulit Penuhi Kebutuhan karena Gaji Kurang Laik

26 Feb 2024 : 22.20 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jadi Dosen Itu Berat, Sulit Penuhi Kebutuhan karena Gaji Kurang Laik

PIKIRAN RAKYAT - Menjadi dosen tak 'segemerlap' yang dikira. Masih banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, beroleh gaji yang di bawah Upah Minimum Regional (UMR).

Hal itu tampak dari tagar #JanganJadiDosen yang belakangan ini menjadi perhatian di media sosial X. Sejumlah dosen berbagi potret slip gaji, gaji mereka tampak masih di bawah UMR. Salah seorang dosen dari universitas swasta yang membagikan slip gajinya di X bahkan cuma menerima Rp1,2 juta setelah potongan.

Berdasarkan survei tim riset kesejahteraan dosen dari Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) yang melibatkan 1.200 dosen dari berbagai institusi, 42,9 persen menerima gaji di bawah Rp3 juta per bulan. Padahal, sebagian besar dari mereka bilang, mesti mengeluarkan biaya hidup per bulan sebesar Rp3—10 juta.

Dalam survei tersebut, dilaporkan pula bahwa sekira 12,2 persen memiliki pengeluaran bulanan lebih dari Rp10 juta.

Ikhwan adalah salah seorang di antara dosen yang membagikan potret slip gajinya. Dia merupakan dosen di sebuah perguruan tinggi negeri satuan kerja. Ikhwan bilang, dibagikannya slip gaji di X itu supaya publik sadar atas kondisi yang terjadi.

Pasalnya, banyak rekan Ikhwan yang akhirnya meninggalkan profesi dosen lantaran gajinya kurang laik, memaksa mereka untuk mengambil pekerjaan sampingan supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Bisa dibilang berat betul. Akhirnya saya harus invest dengan karier saya. Karena kalau karier harus lengkap, dosen tidak bisa hanya mengajar saja tanpa riset dan pengabdian. Itu juga tidak akan naik gajinya," ucapnya, Kamis, 23 Februari 2024.

Cari proyek di luar

Potret Prilly Latuconsina saat menjadi dosen praktisi UGM. Twitter @ugmyogyakarta

Koordinator KIKA Satria Unggul Wicaksana bilang, banyak masyarakat yang masih memiliki persepsi bahwa dosen di Indonesia memiliki kondisi sosial-ekonomi yang cukup baik.

Walakin, realitanya masih banyak yang menerima pendapatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Ketika dosen gaji pokoknya berada di bawah UMR. Pasti dosen itu mencari proyek di luar dan lain sebagainya. (Sehingga), tidak fokus dalam mengajarkan mahasiswa. Dampak buruknya pada kualitas pendidikan tinggi kita sebetulnya," tutur Satria menerangkan.

Nasib berbeda

Shari Loessberg, dosen dari MIT Sloan, memaparkan perjalanan implementasi Framework MIT di Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023. Dok. Ditjen Pendidikan Tinggi

Bukan cuma Ikhwan, dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung Ardianto Satriawan juga membagikan slip gaji yang diterima selama lima tahun berstatus dosen. Ikhwan bilang, kendati sudah tahu kenyataan yang terjadi, memilih menjadi dosen lantaran minat mengajar.

Kendati masih cukup dengan gaji yang diperoleh dari kampus, tetapi kebanyakan rekan-rekannya yang bekerja sebagai dosen bernasib berbeda.

"Makanya sering diketahui ada dosen ambil proyek sana, proyek sini. Terus kuliah kosong, nanti kelas pengganti karena saya sibuk. Itu salah satu penyebab utamanya, (karena) gajinya memang tidak mencukupi," tutur Ardianto, seperti dilaporkan BBC News Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan jumlah dosen di Indonesia. Pada 2022, ada 316.912 orang, meningkat 1,69 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 311.42 orang.

Dosen yang di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) 269.325 orang. Sedangkan yang di bawah Kementerian Agama 46.587 orang.

Dari 316.912 orang, sebanyak 108.630 dosen mengajar di perguruan tinggi negeri, sisanya mengajar di perguruan tinggi swasta.***

Sentimen: positif (99.7%)