Sentimen
Negatif (88%)
26 Feb 2024 : 10.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

China Kuasai 90 Persen Nikel Indonesia, Janji Bangun Pabrik Baterai Mobil, Said Didu: Berujung Pabrik Sendok

26 Feb 2024 : 10.15 Views 3

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

China Kuasai 90 Persen Nikel Indonesia, Janji Bangun Pabrik Baterai Mobil, Said Didu: Berujung Pabrik Sendok

FAJAR.CO.ID -- Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu mengungkap keraguan terhadap janji-janji investor China. Said menyebut China setelah menguasai 90 persen nikel Indonesia, berujung pembangunan sendok dan garpu.

Janji-janji China saat hendak berinvestasi di Indonesia, tutur Said, seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Dia mencontohkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sorotan Said Didu terhadap janji-janji China diungkapnya melalui platform media sosial X yang dilihat pada Minggu (25/2/2024).

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dinilainya tidak sesuai dengan kenyataan. Pembangunan kereta cepat disebut sebagai moda transportasi dengan biaya yang murah, laik dan layak.

Proyek kereta cepat itu tidak sesuai ekspektasi awal. Selain stasiunnya tidak sampai di Kota Bandung, biaya pembangunannya juga membengkak.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI harus memikul utang jumbo akibat pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Biaya pembangunan jaringan kereta cepat membengkak di tengah jalan. Sebelumnya, Pemerintah China menawarkan proposal proyek kereta cepat ke Indonesia hanya sebesar USD5,13 miliar pada 2015 lalu.

Dalam proses penyelesaian kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung itu, biayanya justru membengkak.

Biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-bandung membengkak hingga mencapai USD1,2 miliar. Nilai tersebut sekitar Rp18,24 triliun dengan asumsi kurs Rp15.200 per USD).

"Janji China, KA Cepat, murah, laik dan layak, faktanya tidak sampai Bandung, mahal, bikin bangkrut PTKAI," ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (25/2/2024).

Tak hanya soal kereta cepat yang berujung pada pembengkakan utang, Said Didu juga menyoroti soal hilirisasi nikel yang diserahkan kepada China.

Said Didu mengungkapkan, ada pembicaraan akan membangun pabrik mobil listrik dan baterai mobil.

Namun setelah China menguasai 90 persen nikel Indonesia, proyek hilirisasi tersebut berujung pada pembangunan pabrik sendok dan garpu.

"Hilirisasi Nikel, serahkan ke China akan bangun pabrik mobil listrik dan baterei mobil, faktanya setelah 90 persen dikuasai akan bangun pabrik sendok dan garpu," timpalnya.

Hal ini menjadi sorotan karena mengingat potensi Indonesia dalam industri hilirisasi yang lebih bernilai tambah.

Sebelumnya, minat investor China membangun pabrik sendok dan garpu sebagai bagian dari hilirisasi nikel diungkapkan oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut menyatakan bahwa pabrik yang akan memproduksi turunan stainless steel ini akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek pabrik petrokimia China di Kaltara.

China telah memberikan lampu hijau untuk angka investasi dalam proyek industri petrokimia tersebut, dan Luhut berharap tidak akan ada kendala bagi investasi ini.

Dengan rencana pembangunan kawasan khusus, Luhut juga berharap ini dapat membuka peluang bagi industri lokal dan UMKM untuk terlibat dalam industri petrokimia yang sedang berkembang. (*)

Sentimen: negatif (88.3%)