Sentimen
Negatif (95%)
24 Feb 2024 : 02.38
Tokoh Terkait

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini (20/2/2024) Berpeluang Turun, Ini Penyebabnya

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

24 Feb 2024 : 02.38
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini (20/2/2024) Berpeluang Turun, Ini Penyebabnya

Harianjogja.com, JAKARTA—Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (20/2/2024) berpeluang turun sebab pasar mewaspadai kemungkinan penundaan pemangkasan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pada awal perdagangan Selasa pagi, kurs rupiah dibuka merosot 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.642 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.631 per dolar AS. "Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan pemangkasan bank sentral AS yang bisa tertunda karena data inflasi AS yang sulit turun. Dolar AS bergerak menguat belakangan ini karena isu ini," kata Ariston, Selasa.

Ia menuturkan kenaikan harga komoditas pangan dalam negeri mungkin bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah karena mengganggu pertumbuhan ekonomi domestik. Di sisi lain, berita pagi ini di mana Bank Sentral China di luar ekspektasi memangkas suku bunga pinjaman 5 tahun sebesar 25 basis poin dari 4,20 persen menjadi 3,95 persen.

Baca Juga

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Selasa (23/1/2024) Diprediksi Fluktuatif

Ketegangan di Timur Tengah Meningkat, Rupiah Berpotensi Melemah

Akhir Tahun, Rupiah Berisiko Menembus Rp16.000, BI Perlu Segera Bertindak

Hal itu bisa memberikan sentimen positif untuk nilai tukar yang berkaitan dagang dengan China seperti dolar Australia, dolar Selandia Baru, dolar Kanada, dan nilai tukar emerging markets. Rupiah pun berpeluang mendapatkan sentimen positif.

"Pemangkasan ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi China yang sedang melambat," ujar Ariston.

Ia memperkirakan rupiah melemah ke arah Rp15.650 per dolar AS sampai dengan Rp15.680 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.580 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Sentimen: negatif (95.5%)