Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Senayan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pertemuan Jokowi-Surya Paloh Dinilai untuk Meredam Hak Angket Bansos di DPR
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id - Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk meredam hak angket bansos. Pasalnya DPR bakal menggulirkan hak angket bansos yang diduga untuk kepentingan elektoral Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Salah satu agenda yang akan disampaikan oleh partai-partai non koalisi Pak Jokowi secara faktual tentu saat ini yaitu partai-partai yang tidak mendukung 02, besar kemungkinan akan mengggunakan hak angket," kata Ray Rangkuti, Senin (19/2/2024).
"Hak angket apa? hak angket terkait dengan dugaan adanya penggunaan bansos demi kepentingan elektoral, di mana Presiden terlibat langsung dalam pemberian bansos yang dimaksud," jelasnya.
Menurut Ray, potensi hak angket besar terjadi lantaran anggota DPR di luar pendukung pasangan Prabowo-Gibran berjumlah hingga 314 kursi di Senayan. Jumlah mayoritas ini menurutnya menjadi kunci agar hak angket bisa berjalan.
"Oleh karena itulah untuk mungkin tidak terjadi dan terlaksananya hak angket itu salah satu meminta pengertian dari Nasdem, mungkin kalau hak angket nanti tetap berlangsung, setidaknya Nasdem tidak terlibat di dalamnya," jelasnya.
Aktivis 98 itu juga menilai pernyataan jembatan dari Jokowi usai pertemuan dengan Surya Paloh mengindikasikan agar Partai Nasdem bisa meredam hak angket yang bakal diajukan partai-partai lain.
"Salah satunya adalah untuk mengharapkan nasdem kalau hak angket ini digulirkan tidak termasuk dalam bagian yang didorongnya, dan Nasden sendiri akan menjadi jembatan terhadap partai lain yang diharapkan juga tidak ikut serta menggulirkan hak angket untuk melihat apakah ada benar-benar penggunaan bansos demi kepentingan elektoral," jelasnya.
Menurut dia, hak angket tetap perlu digulirkan untuk mencari tahu dugaan politisasi bansos ini. Hal ini lantaran pada saat yang bersamaan terjadi lonjakan harga beras hingga beras premium yang mulai jarang di pasaran.
"Indikasi ini yang perlu dicari tahu benar enggak seperti apa macam-macamnya itu," tutupnya.
Editor : Faieq Hidayat
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:
Sentimen: positif (47.1%)