Sentimen
Tokoh Terkait
Banyak Data Salah di SIREKAP, Tiga Paslon Mendapat Penambahan Suara, Paling Tinggi 02
Gatra.com Jenis Media: Nasional
Jakarta, Gatra.com - Perkumpulan Jaga Pemilu melakukan monitoring SIREKAP terkait dengan hasil suara pemilu 2024. Pemerhati Pemilu Bersih sekaligus mantan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay yang terlibat di Jaga Pemilu menemukan, ketiga pasangan calon mendapat penambahan suara dari hasil rekap yang dilakukan Jaga Pemilu.
"Semua paslon kebagian selisih suara tambahan, tapi paslon 02 paling besar. Apakah ini semacam kesengajaan? Ini perlu kita cermati terus," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (17/2).
Dari sekitar 5000 sampel yang diambil dari 1.172 kelurahan yang dipilih secara acak, terdapat beberapa jenis kejanggalan. Mulai dari jumlah suara sah tidak sama dengan jumlah suara paslon, jumlah suara sah yang tidak sesuai dengan hasil formulir C1, hingga satu atau lebih suara paslon yang tidak sesuai dengan foto hasil.
Pelanggaran terbanyak yakni dalam kasus suara sah tidak sama dengan jumlah suara paslon, dengan identifikasi 133 kasus dari total sampel. Kesalahan satu atau lebih suara paslon yang tidak sesuai dengan foto hasil sebesar 1,96% atau sekitar 98 kasus.
"Suara sah tidak sama dengan jumlah suara paslon itu, sebesar 2,66%. Ini bukan angka yang sedikit. Ada kemungkinan kesalahan sebenarnya lebih tinggi," katanya.
Bila dilihat lebih dalam, distribusi beda suara per paslon banyak terjadi pada paslon 02. Data suara di SIREKAP yang lebih tinggi pada Prabowo-Gibran mencapai 9.037 selisih suara. Sementara Ganjar-Mahfud mendapat 3.123 selisih suara, dan Anies-Muhaimin sebesar 2.213 suara.
Terdapat pula pengurangan suara yang terjadi. Paslon 02 mendapat sekitar 1.244 suara yang tidak sesuai C1, suara pasangan Anies-Muhaimin berkurang sebanyak 549, dan Ganjar-Mahfud "hanya" dikurangi 64 suara.
Persoalan ini menunjukkan bagaimana SIREKAP masih mengalami banyak kesalahan. Padahal, data inilah yang nantinya menjadi basis penghitungan suara KPU terkait dengan hasil akhir suara pemilu.
"SIREKAP posisinya sangat penting tapi kelihatannya tidak keren amat, bahkan alat bantu ini jangan-jangan alat rekayasa. Kita harus periksa betul dan ikuti ini semua, pastikan mereka merapikan karena ia merupakan bahan untuk rekap manual. Kalau bahannya kotor, maka rekap manual tidak bersih," ungkapnya.
Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi turut sepakat bahwa SIREKAP masih belum benar-benar siap digunakan. Berdasarkan respons publik, di tengah malam Hari H, pembicaraan mengenai SIREKAP masih tinggi dengan sentimen negatif.
"Mereka banyak mendapat kesulitan tidak bisa upload dan lainnya. Total pantauan dua hari, 85% sentimen negatif. Mereka yang bicara ada dari kalangan netral, pendukung, dan media. Publik melihat ada masalah dari SIREKAP," ujarnya.
Kesalahan konversi data dari hasil scan data yang berbeda dengan tulisan menjadi masalah besar. Ketidaksesuaian hasil ini terjadi bahkan hingga ribuan dari yang dibicarakan publik. Menurutnya, persoalan ini harus dilihat lebih dalam seberapa jauh eror dan kesalahan yang terjadi, dan apakah itu merupakan kesengajaan atau bukan.
Dugaan penggelembungan data yang bisa terjadi di SIREKAP juga harus segera ditangani. Ketidak sesuaian yang muncul seharusnya bisa ditangani sistem, dan sistem harusnya hadir untuk mencegah potensi kecurangan tidak terjadi, bukan sebaliknya.
"Temuan ELSAM, BSSN, yang menyatakan SIREKAP belum siap, banyak catatan. Tapi mungkin karena waktunya mepet. Akhirnya dipakai juga oleh KPU," katanya.
27
Sentimen: negatif (78%)