Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Solo
Tokoh Terkait
Kenapa Perolehan Suara Ganjar di Solo Tak Lebih dari 50 Persen?
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id - Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aria Bima merasa ada kecurangan saat pemungutan hingga rekapitulasi suara dan saat hari H pemungutan suara yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Kecurangan itu didasari atas adanya anomali perolehan suara di Pilpres 2024.
Aria berkata, pihaknya telah memiliki saksi di Dapil Jateng V yang meliputi Solo, Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo. Ia pun yakin, partainya bisa meraih 4 kursi di daerah tersebut. Namun, perolehan suara pileg tak sejalan beriringan dengan suara Paslon Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Kenapa Pak Ganjar memperoleh suara di Kota Solo tidak lebih dari 50 persen? Ini yang saya sebut anomali. Ada sesuatu yang terjadi di luar kemampuan saya yang seluruh timses partai maupun relawan Aria Bima adalah sekaligus timses Pak Ganjar-Mahfud," kata Aria saat jumpa pers di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Politikus PDI-Perjuangan merasa ada gerakan yang di luar kemampuannya untuk menangkal. Bila gerakan itu dilancarkan, ia merasa tak perlu ada penyelenggaraan pilpres. Pasalnya, ia khawatir praktik serupa juga dilancarkan saat pilkada berlangsung.
"Kalau semacam ini dilakukan, sudah enggak ada pilkada deh, enggak ada pilwakot, pilgub, Pilpres 2029 kalau masih kejadiannya masih seperti pemilu tahun 2024. Percuma tahapan pemilu yang kita lakukan, mendingan oligarki monarki ditunjuk saja selesai," ucap Aria.
"Ini mau pakai cara apa pun tidak akan bisa, mau sehebat apa pun capres enggak akan bisa melawan sistem kemenangan 02 ini, enggak akan bisa," katanya.
Aria pun mengaku sengaja tak menjadwalkan kampanye Ganjar-Mahfud di Pulau Bali. Pasalnya, kata Aria, elektabilitas Ganjar-Mahfud sudah di atas 70 persen di Pulau Dewata. Namun, ia heran perolehan paslon nomor 03 itu tak meraih suara tinggi di sana.
"Saya kira itu kenapa terjadi anomali, jadi ada kecurangan pada saat intimidasi dibilik suara, ada kecurangan pada saat rekap suara apalagi pada saat di-upload di sistem komputasinya, ada kecurangan saat pada saat sebelum hari H atau pas hari H - jam (7 saat TPS dibuka), dan itu sangat terstruktur, sangat sistematis dan sangat masif," ucap Aria.
"Apakah ini bisa dibuktikan? Inilah sesuatu yang membuat kami itu, kalau orang Jawa itu kami tenggengen gitu kok iso yo? Kok iso yo? Termasuk kami di Solo, kok bisa ya," katanya.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Sentimen: negatif (61.5%)