Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Sosok Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara
iNews.id Jenis Media: Nasional
MOSKOW, iNews.id – Kabar kematian Alexei Navalny membuat kaget sejumlah kalangan, terutama kelompok oposisi Rusia dan para pendukungnya di dunia Barat. Tak sedikit pihak yang kemudian menyalahkan Kremlin atas kematian pria berumur 47 tahun itu.
Selama beberapa tahun terakhir, Navalny menjadi pemimpin oposisi paling terkenal di Rusia. Lebih dari satu dekade lalu, dia mengecam kelas para elite di sekitar Presiden Vladimir Putin dan menyebut ada korupsi dalam skala besar di kalangan para pejabat negara itu.
Pada 2020, Navalny dirawat di Jerman setelah hasil tes laboratorium Barat menunjukkan adanya upaya untuk meracuninya dengan agen saraf. Navalny saat itu mengatakan bahwa dia diracun di Siberia pada Agustus tahun itu.
Setelah menuntaskan perawatan di Jerman, dia memilih untuk kembali secara sukarela ke tanah airnya, Rusia, pada 2021. Tindakan Navalny ketika itu menuai kekaguman dari berbagai oposisi di negeri beruang merah karena keberaniannya untuk pulang dan menghadapi penguasa Rusia.
Sementara Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia diracuni dengan agen saraf.
Dalam mengkritik kemewahan gaya hidup para pejabat senior Rusia, Navalny kerap menyampaikannya secara lugas lewat blog-blognya. Dia bahkan dan menggambarkan Rusia sebagai negara yang diperintah oleh “para penjahat dan pencuri”.
Dia juga ambil bagian dalam pawai nasionalis Rusia pada 2000-an. Seruan untuk membatasi imigrasi serta kritik atas pandangan sebagian orang yang menilainya terlalu nasionalis, telah mendorongnya untuk dikeluarkan dari partai oposisi liberal Yabloko pada 2007.
Ketika demonstrasi menentang Putin berkobar pada Desember 2011—menyusul pemilu yang dituduh diwarnai kecurangan—dia adalah salah satu pemimpin protes pertama yang ditangkap.
Navalny juga pernah meramalkan bahwa Rusia akan menghadapi gejolak politik yang dahsyat, termasuk revolusi, karena menurutnya Putin telah membangun sistem pemerintahan pribadi yang rapuh dan bergantung pada para pejabat penjilat dan gemar korupsi.
Para pejabat dari dunia Barat hari ini ramai-ramai mengecam kepemimpinan Rusia atas meninggalnya Navalny. Salah satunya adalah Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, yang menyebut kematian tokoh oposisi Moskow itu sebagai berita yang mengerikan.
"Berita mengerikan tentang Alexei Navalny... Jika laporan tentang kematiannya di penjara Rusia benar, maka ini mewakili kejahatan mengerikan lainnya yang dilakukan rezim Putin. Kekejaman terhadap Navalny sekali lagi menunjukkan mengapa kita perlu terus berjuang melawan otoritarianisme," tulis Billstrom di platform X (Twitter).
Sementara Uni Eropa langsung menuduh Rusia sebagai dalang atas kematian Navalny dan menyebutnya sebagai peristiwa "tragis". Menurut blok tersebut, Navalny telah mengorbankan nyawanya demi kebebasan.
"Alexei Navalny memperjuangkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Demi cita-citanya, dia melakukan pengorbanan terbesar. Uni Eropa menganggap rezim Rusia bertanggung jawab penuh atas kematian tragis ini," ungkap Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel di X.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Sentimen: negatif (100%)