Jakarta (beritajatim.com) – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, memberikan instruksi kepada seluruh kader partainya untuk mengawal proses rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg) 2024.

“Dalam hal ini, saya instruksikan kepada teman-teman semua untuk selalu menjaga dan mengawal proses suara, karena rekapitulasi dari KPU belum selesai dan kita harus menghormati suara masyarakat,” ujar Kaesang saat konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, pada Jumat (16/2/2024).

Meskipun demikian, Kaesang yakin bahwa PSI akan meraih hasil yang positif dalam pileg DPRD tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dia percaya bahwa partainya akan mendapatkan suara yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.

“Kita sudah melihat hasilnya untuk DPRD tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang mana hasilnya cukup baik. Peningkatannya sekitar 400 persen,” tambahnya.

Kaesang juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader PSI atas kerja keras mereka selama proses pemilu. “Baik itu pengurus, kader, caleg, maupun simpatisan yang telah bekerja keras selama 3,5 bulan bersama kami dalam mempromosikan PSI kepada masyarakat,” katanya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menyatakan optimis bahwa partainya akan melampaui ambang batas parlemen, meskipun hasil quick count PSI belum mencapai 4 persen.

“Kami masih optimis bahwa PSI akan berhasil melampaui ambang batas parlemen sebesar 4 persen untuk masuk ke Senayan, mengingat adanya survei internal sebelum pemilu yang menunjukkan suara PSI sudah melebihi 4 persen,” ujarnya.

Menurut Grace, survei internal menunjukkan bahwa PSI mengalami tren positif dalam setengah tahun terakhir. Oleh karena itu, ia mengajak kader PSI dan masyarakat untuk terus mengawal proses rekapitulasi penghitungan suara secara langsung di lapangan.

“Terlebih lagi, ada temuan yang tidak biasa terkait tingginya jumlah suara tidak sah,” tambahnya.

PSI juga telah membuka posko investigasi bagi kader dan masyarakat yang menemukan bukti kecurangan dalam penghitungan suara. [ian]