Jakarta, CNBC Indonesia - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) menghantam Nike yang mengumumkan akan memangkas sekitar 2% dari total tenaga kerjanya, atau lebih dari 1,600 pekerjaan. Langkah itu diambil seiring dengan penurunan laba di tengah upaya memangkas biaya.

Dilansir The Wall Street Journal, Jumat (16/2/2024), PHK akan dimulai pada Jumat pagi dan berlanjut hingga minggu depan, sebelum kuartal fiskal Nike yang berakhir pada 29 Februari. Perusahaan memperkirakan akan ada PHK tambahan pada kuartal berikutnya, yang berakhir pada 31 Mei.

Berdasarkan pengumuman dari CEO Nike John Donahoe, PHK ini tidak akan berdampak pada toko, pusat distribusi, atau fasilitas manufaktur perusahaan di Amerika Serikat yang memproduksi sol Air untuk sepatu.

-

-

Artinya, dampak besar akan dirasakan di kantor pusat perusahaan yang luasnya sekitar 400 hektare di dekat Beaverton, di mana perusahaan tersebut mempekerjakan 11.400 orang pada musim semi lalu.

"Ini adalah kenyataan yang menyakitkan dan tidak bisa saya anggap enteng," kata Donahoe dalam email tersebut. "Saat ini kami tidak melakukan yang terbaik, dan pada akhirnya saya meminta pertanggungjawaban diri saya dan tim kepemimpinan saya."

Pada Desember, Nike telah menguraikan rencana penghematan sebesar US$2 miliar selama 3 tahun ke depan melalui berbagai langkah termasuk memperketat pasokan beberapa produk, meningkatkan rantai pasokan, mengurangi lapisan manajemen, dan meningkatkan penggunaan otomatisasi.

Perusahaan juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengeluarkan sekitar US$400 juta hingga US$450 juta untuk biaya pesangon karyawan pada kuartal ketiga.

Selain Nike, para raksasa merek olahraga seperti Adidas, Puma, dan JD Sports juga telah memperingatkan pelemahan pendapatan tahun ini karena konsumen mengurangi pengeluaran yang tidak penting.

[-]

-

Tsunami PHK Diam-Diam Ancam Bank-Bank Besar
(luc/luc)