Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Grup Musik: APRIL
Kasus: kecelakaan
Luhut Aktif Tanggapi Beragam Kritik ke Pemerintahan Jokowi, Terakhir Soal Ganjar Sebut Purnawirawan Jenderal Mencla-mencle
Keuangan News Jenis Media: Nasional
KNews.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan acap mengungkapkan kejengkelannya kepada pihak yang melayangkan kritik kepada dirinya maupun kepada pemerintah. Terbaru, Luhut merasa jengkel dengan pernyataan Calon Presiden Ganjar Pranowo soal tiga purnawirawan jenderal “mencla-mencle”.
Luhut baru-baru ini aktif menanggapi berbagai kritik yang dilayangkan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Beberapa di antaranya, Luhut angkat bicara soal kritik hilirisasi yang diutarakan Tom Lembong dan Muhaimin Iskandar. Ia juga bersuara kala Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut Jokowi tidak bisa kerja.
Berikut sejumlah tanggapan Luhut ihwal kritik yang datang kepada dirinya dan pemerintah:
1. Jengkel disebut purnawirawan jenderal mencla-mencle
Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyindir tajam tiga purnawirawan jenderal yang disebutnya sebagai mencla-mencle. Dalam sebuah pernyataan di Jakarta, ia menyoroti konsistensi dan integritas ketiganya dalam politik. Eks Gubernur Jawa Tengah itu juga menegaskan pentingnya menghargai sejarah dan menjadi patriot sejati bagi bangsa.
“Bapak dan ibu saya mengajarkan biasa disiplin karena anak militer, Brimob, anak polisi, biasakan satu pikiran, perkataan, dan perbuatan. Jangan jadi orang yang mencla-mencle,” kata Ganjar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.
Luhut mengaku tidak terima dijuluki sebagai ‘jendral mencla-mencle’ oleh Ganjar. Menko Marves mengungkapkan dia memiliki alasan kuat untuk mendukung capres nomor urut dua Prabowo Subianto karena keduanya memiliki pandangan yang sama dalam konteks bernegara. Ia mengaku dukungan yang diberikannya kepada Menteri Pertahanan (Menhan) murni karena persamaan visi.
“Ndak pernah saya mencla-mencle. Dari dulu saya dengan Prabowo memang suka ada perbedaan, tetapi kami satu hal, masalah NKRI ini kami tidak pernah beda,” ujarnya dalam dialog di program ROSI di Kompas TV, Ahad, 11 Februari 2024.
2. Sindir Ahok bermasalah karena sebut Jokowi tak bisa kerja
Eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pendamping Jokowi kala jadi Gubernur DKI Jakarta baru-baru ini menyebut sosok kepala negara yang pernah didampinginya itu tak bisa bekerja. Selain Jokowi, Ahok juga memberikan penilaian yang sama kepada putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
“Sekarang, saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi wali kota?” ucap Ahok dalam sebuah video pendek yang belakangan viral. “Ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Kita bisa berdebat itu. Saya lebih tahu. Makanya, saya enggak enak ngomong depan umum.”
Luhut pun angkat bicara merespons pernyataan Ahok tersebut. Menko Marves yang juga orang kepercayaan Jokowi menangani berbagai urusan ini mengatakan jika ada yang bilang presiden tidak bisa bekerja, orang tersebut bermasalah. Hal itu Luhut sampaikan dalam acara Konferensi Pers F1 PowerBoat (F1H20) Danau Toba di Gedung Kemenko Marinves pada Rabu, 7 Februari 2024.
“Kalau ada orang yang bilang Pak Jokowi enggak bisa kerja, ya tentunya dia bermasalah,” ujar sosok yang juga acap dipanggil Opung ini.
Luhut lalu menyebutkan salah satu keberhasilan era pemerintahan Jokowi yakni saat menggelar F1 Powerboat (F1H2O) dan Aquabike Jetski World Champinship 2023 di Danau Toba, Sumatra Utara. Terlebih, pada 1 Maret-3 Maret 2024 nanti Indonesia kembali menjadi tuan rumah F1 Powerboat yang dihelat di lokasi yang sama.
“Saya kira orang Batak tak pernah membayangkan (akan ada event F1 Powerboat di Danau Toba), maaf kalau saya straight forward (blak-blakan). Ini buat orang Batak jadi penting, karena ini satu perhelatan yang berlanjut dan ditonton begitu banyak orang,” kata Luhut.
3. Tom Lembong kritik hilirisasi nikel, Luhut ragukan keintelektualannya
Dalam podcast Total Politik, Co Captain Timnas Anies-Muhaimin, Tom Lembong mengatakan bahwa seluruh mobil listrik Tesla yang diproduksi di Cina saat ini sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterainya. Selain itu, Tom juga membicarakan soal masa depan cadangan nikel di Indonesia. Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa harga nikel global telah mengalami penurunan sekitar 30 persen dalam waktu setahun terakhir.
Luhut turut mengomentari kritikan Tom Lembong terkait nikel itu. Ia menanggapinya melalui akun Instagram pribadinya. Luhut mengomentari kritikan Tom Lembong yang mengatakan bahwa harga nikel anjlok gara-gara hilirisasi. Luhut menyinggung kritikan Tom yang dinilai tidak berdasarkan data.
“Anda perlu melihat data panjang 10 tahun terakhir. Anda kan pebisnis juga. Siklus komoditi itu naik turun, apakah itu batu bara, nikel, timah, emas, apa saja,” ucap Luhut dalam unggahannya, dikutip Tempo hari ini, Kamis, 25 Januari 2024.
Luhut mengklaim harga nikel saat ini lebih baik dibanding sebelum pemerintah menjalankan hilirisasi. Dia menyebut, selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, rata-rata harga nikel dunia adalah US$ 15 ribu. Bahkan, kata Luhut, pada periode 2014-2019 saat hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel saat itu hanya US$ 12 ribu.
“Jadi, saya enggak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana bisa Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung? Saya sedih melihat Anda di situ, artinya intelektual Anda itu saya ragukan,” kata Luhut.
4. Bantah tuduhan Muhaimin soal tenaga asing dominasi industri nikel
Cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut hilirisasi dilakukan pemerintah Jokowi secara ugal-ugalan. Akibatnya, terjadi kerusakan lingkungan, kecelakaan kerja, hingga masalah dominasi tenaga kerja asing. Cawapres pasangan Anies Baswedan itu juga mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah bisa naik 13 persen.
“Tinggi sekali, tetapi rakyatnya tetap miskin dan tidak menikmati,” kata Cak Imin dalam Debat Cawapres 2024 pada Ahad malam, 21 Januari 2024.
Luhut membantah tudingan Cak Imin soal dominasi tenaga kerja asing (TKA) di industri hilirisasi. Luhut mengklaim jumlah TKA di industri hilirisasi saat ini hanya 10 hingga 15 persen dari total pekerja. Menko Marves ini mengaku Indonesia belum bisa 0 persen TKA lantaran belum memiliki sumber daya manusia di bidang tersebut.
“Dan itu tidak bisa tidak kita lakukan karena kita tidak punya kualitas manusia (kualitas pekerja) untuk melakukan pekerjaan itu,” kata Luhut melalui postingannya di akun Instagram resmi @luhut.pandjaitan, Rabu, 24 Januari 2024.
Kendati begitu, Luhut mengatakan presentasi TKA tersebut telah berkurang secara bertahap. Sebab, sudah ada transfer pengetahuan dan banyak sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang dilatih. “Itu proses yang harus kita lalui. Jangan kita juga munafik,” kata Luhut. “Jangan kita bohongi publik dengan sebarkan berita-berita palsu. Apalagi Anda calon pemimpin.”
5. Seteru dengan Said Didu
Pada 2020, Luhut berpolemik dengan mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu. Perseteruan tersebut berawal dari pernyataan Said Didu yang menyebut Luhut Pandjaitan ngotot kepada Menkeu Sri Mulyani Indrawati agar tidak mengganggu anggaran pembangunan ibu kota baru. Tak terima atas pernyataan tersebut, Luhut melaporkan Said ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Luhut pun sempat mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelbagai tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya kala itu. Menurut Luhut, tuduhan tersebut bukan lagi sebuah kritik, melainkan ujaran kebencian yang dinilai melampaui batas. Pernyataan ini ia sampaikan melalui akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Kamis petang, 9 April 2020.
“Setiap Tindakan Ada Konsekuensinya,” ujar Luhut seperti dikutip dari postingan di media sosialnya tersebut.
Lebih jauh Luhut menyayangkan beberapa pihak tega memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan tak berdasar dan malah mengarah ke pribadi orang lain. Ia mengaku tidak pernah punya keinginan membungkam kritik, apalagi kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan bermanfaat.
“Tapi saya juga ingin bangsa ini jadi bangsa terdidik, terbiasa saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan,” katanya. (Zs/Tmp)
Sentimen: negatif (100%)