RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Gus Imin mengatakan bahwa tujuan dasar pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan. Hal tersebut dipaparkannya saat launching buku terbarunya 'Mandatory Kesejahteraan' di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Februari 2024 malam. 

"Pada dasarnya tujuan pembangunan yang kita lakukan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, sebagai mandat dari konstitusi kita," kata Gus Imin.

Menurut Gus Imin, dalam mewujudkan kesejahteraan harus melakukan sejumlah hal. Pertama, jelasnya, mengatasi seluruh problem-problem yang dihadapi rakyat Indonesia. 

"Kedua, kesejahteraan harus pembangunan terwujud dalam rasa keadilan, rasa kemakmuran, dan benar-benar ada program-program dan bisa dinikmati oleh rakyat kita semua. Ketiga, pembangunan ini harus mengakhiri yang namanya kesenjangan atau gap yang senantiasa menjadi akibat dari proses pembangunan yang berlangsung dimana pun," ungkapnya. 

Sehingga, tutur Cawapres RI ini, setiap pembangunan sejak awal harus dirancang agar tidak lahir problem baru yaitu kesenjangan, gap antara yang menikmati hasil pembangunan atau yang belum beruntung untuk menikmati hasil pembangunan. 

"Sehingga demokrasi yang kita lakukan bukan sekedar demokrasi prosedural, bukan sekedar demokrasi yang melibatkan kesetaraan dalam pelibatan, tapi betul-betul demokrasi yang menghasilkan keadilan sekaligus kesejahteraan yang dinikmati oleh masyarakat dan rakyat bangsa," tambahnya. 

Untuk itu, kata Gus Imin, harus dilakukan evaluasi kritis, yakni butuh cara kerja baru. Terakhir, Gus Imin menyampaikan aprwsiasi dan terima kasih atas launching buku 'Mandatory Kesejahteraan' ini.

"Terima kasih pada teman-teman yang membantu proses ini hingga akhirnya telah tercetak di Kompas Gramedia. Moga-moga bermanfaat!" pungkasnya.

Untuk diketahui, soft launching buku karya Gus Imin dirangkai dengan acara 'Khataman Alquran Akbar Nasional dan Doa Bersama untuk Pemilu Damai, Jujur dan Adil'. Turut hadir narasumber antara lain: Ekonom Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, dan Wijayanto.