Sentimen
Negatif (99%)
14 Feb 2024 : 00.29
Informasi Tambahan

BUMN: Perum BULOG

Ilmu Beras Semakin Berisi Semakin Mahal, Mulai Langka di Pasaran

14 Feb 2024 : 07.29 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Ilmu Beras Semakin Berisi Semakin Mahal, Mulai Langka di Pasaran

PIKIRAN RAKYAT – Kenaikan harga bahan pokok seperti gula, minyak goreng, dan beras di pasaran membuat masyarakat dan pedagang khawatir. Sejumlah peritel khawatir mereka akan kehabisan stok bahan pokok karena masyarakat yang cenderung panic buying, saat stok menipis.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut sudah mengalami kesulitan untuk mendapat suplai beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram. Belum lagi para peritel dipukul dengan harga tinggi dari para produsen.

Mau tak mau para peritel menaikkan harga bahan pokok di atas harga eceran tertinggi (HET). Tak heran beras makin langka dan makin mahal di pasar atau swalayan.

Kenaikan harga beli (tebus) dari produsen mencapai 20 hingga 35 persen di atas HET sejak sepekan ini. Cara satu-satunya yang bisa dilakukan peritel adalah menaikkan harga jual mereka, masyarakat pun kebagian bahan pokok dengan harga selangit.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Alasan Beras Mahal dan Langka Karena Peperangan: di Seluruh Dunia Harga Pangan Naik

“Faktanya saat ini kami tidak ada pilihan dan harus membeli dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal, bagaimana mungkin kami menjual dengan HET?” ujar Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey.

Roy mengaku peritel tak bisa berkutik jika produsen sudah menaikkan harga bahan pokok termasuk beras. Mereka tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga dari produsen.

Oleh karena itu, kenaikan harga dari produsen memicu kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern Indonesia. Kelangkaan beras diperparah dengan waktu panen yang diperkirakan terjadi di pertengahan Maret 2024 mendatang.

Belum lagi mereka harus dipukul dengan masuknya beras tipe medium (SPHP) impor. Peritel menyebut hal itu makin membuat harga beras membumbung tinggi, dan memicu kelangkaan di berbagai daerah.

“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat,” ujar Roy.

Erick Thohir anggap kenaikan harga beras wajar

Menteri BUMN Erick Thohir mewajarkan kenaikan harga beras di Indonesia. Menurutnya kenaikan harga beras juga terjadi di seluruh dunia, karena ada kenaikan harga pangan.

Selain itu, kondisi geopolitik atau peperangan di sejumlah negara juga disebut Erick sebagai pemicu kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya. Menurutnya, jalan yang ditempuh negara untuk menggelontorkan beras SPHP impor sudah benar.

Saat ini pemerintah memberi bantuan pangan 10 kilogram beras untuk 22 juta keluarga. Beras SPHP yang digelontorkan Perum Bulog di awal tahun 2024 mencapai 220 ribu ton, dan pada 12 Februari 2024 ini pemerintah kembali menggelontorkan 250 ribu ton beras.

“Untuk itu, makanya kami gelontorkan lagi 250 ribu ini bantuannya jenis beras SPHP supaya tadi keresahan itu tidak terjadi dan ini kami bisa pastikan stok beras cukup itu ada 1,2 juta ton dan nanti ada masuk lagi 500 ribu ton, jadi Insya Allah cukup,” ujar Erick menambahkan.***

Sentimen: negatif (99.5%)