FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sejak dirilis pada 11 Februari 2024, film Dirty Vote terus menjadi perbincangan. Salah satu yang disoroti adalah tiga pakar hukum yang terlibat dalam film tersebut.

Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya merupakan pengajar hukum yang mengungkap indikasi kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) di Film Dirty Vote.

Tak sedikit yang mempertanyakan kapasitas ketiganya sebagai pakar hukum. Namun Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menegaskan tiga orang tersebut sosok yang konsisten.

“Konsisten,” kata putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu, dikutip Selasa (13/2/2024).

Ia mengatakan, dulunya tiga akademisi itu memperjuangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat lembaga anti rasuah itu ingin dilemahkan.

“Tiga orang pendekar ini dulu mati-matian membela KPK dari pelemahan,” ujarnyaz

Kini beda lagi. Ketiganya, kata dia, sekarang berjuag menjaga demokrasi.

“Tahun ini mati-matian menjaga demokrasi Indonesia dari pelemahan,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)