Sentimen
Negatif (100%)
13 Feb 2024 : 06.00

Kisruh Dirty Vote di Masa Tenang Pemilu, TKD Prabowo-Gibran: Jangan Rusak Persatuan Rakyat

13 Feb 2024 : 13.00 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Kisruh Dirty Vote di Masa Tenang Pemilu, TKD Prabowo-Gibran: Jangan Rusak Persatuan Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Film dokumenter bertajuk "Dirty Vote" yang tengah marak jadi bahan pembicaraan di dunia maya dinilai merusak persatuan masyarakat Indonesia. Terutama, karena seolah dimunculkan sengaja di saat masa tenang Pemilu Pilpres 2024.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumatra Utara, Ade Jona Prasetyo. Ia sangat menyayangkan muatan film yang terlalu menyudutkan salah satu paslon, tak lain adalah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Film dokumenter itu, semua kekurangan capres dan cawapres (calon presiden dan calon wakil presiden) dibuka. Sayangnya sentimen di media sosial terlalu menyerang Prabowo-Gibran. Inikan bisa mengganggu masa tenang," ucap Jona di Medan, Senin, 12 Februari 2024.

Kendati diklaim sebagai film yang netral, menurut Ade, muatan berat sebelah menyudutkan satu pihak tersebut menjadikan interpretasi publik tidak diberi ruang untuk adil dan berimbang.

Ade bahkan mengatakan bahwa pihaknya menduga adanya unsur propaganda dalam film. Ia mengaku cemas akan adanya pergolakan masyarakat selama tiga hari periode masa tenang.

"Saya khawatir ini bisa merusak masa tenang, padahal masyarakat sudah mulai tertib dalam menghadapi pemilu," kata dia.

"Saya lihat di medsos mulai ramai lagi. Terjadi kegaduhan antarpendukung, padahal di penutup debat kemarin semua pasangan calon sudah akur dan hangat. Jangan lagi dibuat suasana jadi panas dan masyarakat kembali terkotak-kotak," ucapnya lagi.

Dengan kata lain, Ade Jona menilai bahwa film Dirty Vote berpotensi menimbulkan segregasi sosial dengan distorsi opini yang pada akhirnya mengguncang stabilitas persatuan rakyat.

Untuk itu, TKD Prabowo-Gibran Sumut mewanti-wanti supaya rakyat menonton dan menyikapi film tersebut dengan bijaksana.

"Bagi kami sah-sah saja membuat karya, terlebih lagi tidak ada unsur kampanye di dalamnya. Tapi jangan sampai merusak persatuan masyarakat," katanya.

Baca Juga: Kumpulan GIF Pemilu 2024, Ramaikan Pesta Rakyat dengan Damai

Sinopsis Film

Dalam durasi hampir dua jam, tiga pakar, Zainal, Feri, dan Bivitri secara bergantian mengungkap temuan mereka mengenai kelemahan sistem dan upaya-upaya manipulasi yang dibongkar melalui analisis data.

Film ini menjadi monumen yang mengingatkan kita akan kompleksitas perpolitikan saat ini, dengan fokus pada Pemilu dan dinamika yang terjadi di dalamnya.

Dari penggunaan instrumen bantuan sosial sebagai "senjata" politik hingga dugaan keterlibatan pejabat negara dalam kampanye, film ini mengungkap berbagai sisi gelap dalam sistem politik Indonesia.

Sejumlah temuan dugaan yang diungkap dalam film ini meliputi penggunaan fasilitas negara, peran lembaga penyelenggara dan pengawas pemilu yang tidak netral, serta konflik kepentingan dalam keputusan lembaga konstitusi.

Di akhir film, Bivitri Susanti memberikan pernyataan menohok yang menggambarkan sisi gelap dari perpolitikan, bahwa untuk menjalankan skenario kotor seperti yang diungkap dalam film, tidak dibutuhkan kepintaran atau kecerdasan, namun hanya mental culas dan tahan malu.

"Dirty Vote" bukan sekadar film dokumenter biasa, melainkan sebuah sorotan tajam terhadap sistem politik dan demokrasi Indonesia, serta sebuah ajakan untuk lebih kritis dalam menilai dinamika politik yang ada.

Film ini menimbulkan banyak diskusi dan kontroversi di masyarakat, mengajak penonton untuk berpikir lebih dalam tentang masa depan demokrasi di Indonesia.***

Sentimen: negatif (100%)