Budiman Sudjatmiko: Pak Prabowo Menegaskan Musuhnya Bukan Pak Anies dan Pak Ganjar

8 Feb 2024 : 06.11 Views 1

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Budiman Sudjatmiko: Pak Prabowo Menegaskan Musuhnya Bukan Pak Anies dan Pak Ganjar

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menanggapi permintaan maaf yang disampaikan Prabowo Subianto untuk seluruh paslon saat debat final Pilpres 2024 pada Minggu, 4 Februari 2024. Menurutnya, permintaan maaf Prabowo Subianto itu sangat tulus dan mendalam. 

"Ini adalah sifat kenegarawanan dasar. Beliau (Prabowo) berdiri sebagai pemimpin bangsa, bukan pemimpin golongan tertentu,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Rabu, 7 Februari 2024. 

Dengan begitu, Prabowo Subianto juga menunjukkan bahwa musuhnya bukanlah dua lawannya dalam Pilpres 2024, baik Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo. 

“Pak Prabowo menegaskan musuhnya bukan Pak Anies dan Pak Ganjar, sesengit apa pun perdebatan yang pernah terjadi. Namun, musuh beliau adalah kemiskinan dan keterbelakangan," ujarnya.  

Baca Juga: Timnas AMIN Tanggapi Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 di Malaysia

Terkait dengan jalannya debat kelima itu, Budiman menilai debat tersebut bagaikan seorang ibu bagi seluruh debat politik di Indonesia. 

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyampaikan permintaan maaf untuk paslon nomor urut 1  Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat memberikan pernyataan penutup pada debat final Pilpres 2024.  

"Saya atas nama Prabowo-Gibran, atas nama Koalisi Indonesia Maju minta maaf kepada pasangan calon nomor urut 1, Pak Anies, Pak Muhaimin, dan pasangan calon nomor urut 3 Pak Ganjar dan Pak Mahfud, seandainya dalam kampanye ini ada kata-kata kami atau perbuatan kami yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya.

Prabowo Satu-satunya Capres yang Apresiasi Jasa Para Presiden

Budiman menilai Prabowo Subianto menjadi satu-satunya capres yang mengapresiasi jasa para presiden Indonesia secara terbuka. 

"Beliau menekankan pentingnya suatu kesatuan keberlanjutan, mengingatkan kita semua apa yang sudah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya, dan apa yang bisa kita lanjutkan. Ini adalah suatu kesatuan dari Indonesia merdeka sampai hari ini," tuturnya.

Apresiasi untuk Soekarno, kata Budiman, ditujukan oleh Prabowo Subianto karena sosok tersebut meletakkan dasar-dasar kebangsaan yang modern.

"Selanjutnya, Pak Harto (Presiden ke-2 RI Soeharto) adalah peletak dasar pembangunan ekonomi modern setelah Bung Karno. Lalu, Pak Habibie (Presiden ke-3 RI BJ Habibie) menyadarkan bangsa Indonesia pentingnya pembangunan SDM (sumber daya manusia) dan pembangunan berdasarkan teknologi mendorong Indonesia cinta ilmu pengetahuan," katanya.

Sementara, apresiasi untuk Presiden ke-5 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berkaitan dengan perannya sebagai peletak dasar kembali prinsip toleransi bangsa.  

"Ibu Megawati adalah peletak dasar pelembagaan institusi-institusi politik demokratis, seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan MK (Mahkamah Konstitusi). Bu Mega juga menata kembali politik demokratis," ujarnya.

Lebih lanjut, Budiman mengungkapkan bahwa Prabowo Subianto menaruh apresiasi yang sangat tinggi kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasalnya, SBY mampu meneruskan tradisi demokrasi dan merawat tradisi perdamaian. 

"Pak Jokowi meletakkan dasar Indonesia menuju kemajuan dengan pemerataan infrastruktur fisik dan pembangunan SDM. Tidak ada yang tidak terjangkau dan satu lagi, Pak Jokowi menyatukan Indonesia dengan kerja," ucapnya.***

Sentimen: positif (96.8%)