Sentimen
Positif (96%)
6 Feb 2024 : 06.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Yogyakarta, Sleman

Mahfud Md: Kebebasan Mimbar Akademik Era Pak Harto Masih Cukup Didengarkan

6 Feb 2024 : 13.45 Views 1

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: News

Mahfud Md: Kebebasan Mimbar Akademik Era Pak Harto Masih Cukup Didengarkan

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan bahwa kebebasan mimbar akademik di perguruan tinggi harus tetap dihormati.

"Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik itu harus tetap dihormati karena seotoriter zaman Pak Harto (Presiden ke-2 RI Soeharto) pun, kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik itu relatif masih cukup didengarkan dan relatif masih berwibawa," kata Mahfud, usai menghadiri acara Tabrak, Prof!, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (5/2/2024).

Hal itu disampaikan Mahfud usai mendapatkan laporan dari sejumlah rektor perguruan tinggi yang diminta untuk membuat pernyataan sikap mengenai Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ini laporan kepada saya dari beberapa rektor. Disuruh membuat pernyataan menyatakan bahwa Pak Jokowi itu orangnya negarawan, baik. Yang kedua, Pak Jokowi berhasil mengatasi krisis. Ketiga, pemilu berjalan baik, dan sebagainya," ujarnya yang dikutip dari Antara.

Mahfud menjelaskan ada beberapa rektor yang diminta membuat sikap seperti itu. Kemudian, kata dia, para rektor tersebut ada yang membuat pernyataan dengan format yang sama, dan ada juga yang menolak.

"Lalu ada yang tidak mau begitu, seperti Rektor Universitas Soegijapranata, Unika, di Semarang itu memberi tahu kepada kami. 'Kami disuruh membuat seperti ini. Ini teman kami sudah membuat pernyataan seperti ini, ada pernyataan rektor yang sama isinya, kayak template, tetapi ada yang samar-samar,' dan sebagainya," ujar Mahfud.

Menurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.

"Menurut saya itu kurang sehat membuat tandingan-tandingan itu. Memecah belah masyarakat dan memecah belah kampus juga," katanya lagi.

Walaupun demikian, kata Mahfud, adanya upaya-upaya seperti itu tidak menghentikan gerakan kampus untuk tetap bersuara.

"Tetapi, semakin ditekan perguruan tinggi, semakin menggelombang gerakan-gerakan," ujarnya lagi.

 

Sentimen: positif (96.6%)