Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bone
Kasus: kecelakaan
Tokoh Terkait
10 Kisah Inspiratif untuk Siswa, Bisa Diterapkan di Kehidupan Sehari-hari
iNews.id Jenis Media: Nasional
JAKARTA, iNews.id - Membacakan kisah inspiratif untuk siswa dapat menjadi salah satu bagian dari metode pembelajaran. Kisah tersebut biasanya terinspirasi dari suatu peristiwa maupun pengalaman orang lain.
Menurut Rachmat (2019), pada bukunya yang berjudul Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMP/MTs Kelas IX, menjelaskan cerita inspiratif merupakan cerita yang dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya.
Berbeda dengan cerita atau karya sastra lainnya, cerita inspiratif terdiri dari beberapa struktur, di antaranya orientasi (Pengenalan), rangkaian peristiwa, komplikasi (Tahap puncak peristiwa), resolusi (Penyelesaian masalah), dan koda (Bagian akhir cerita).
Sementara itu, beberapa ciri-ciri kisah inspiratif menurut Wibowo (2021) dalam bukunya Materi Utama Bahasa Indonesia SMP, seperti menggunakan bahasa sehari-hari, menggunakan ungkapan yang bernada saran, dan terdapat ungkapan simpati ataupun kepedulian.
Untuk lebih memahami struktur kisah inspiratif, mengutip dari berbagai sumber berikut iNews.id akan berikan ulasan mengenai contoh kisah inspiratif untuk siswa, Senin (5/2/2024).
Kisah Inspiratif untuk Siswa1. Judul: Ibu Satu Mata
Ibuku hanya memiliki satu mata. Ketika aku tumbuh dewasa, aku membencinya karena hal itu. Aku benci perhatian tak diundang yang aku dapatkan ketika Ibu berada di sekolah.
Aku benci bagaimana anak-anak lain menatapnya dan memalingkan muka dengan jijik. Tiap kali Ibu datang untuk mengunjungiku di sekolah, rasanya aku ingin dia menghilang. Aku merasakan gelombang kebencian terhadap wanita yang membuatku menjadi bahan tertawaan di sekolah ini.
Ibuku bekerja di dua macam pekerjaan untuk menafkahi keluarga. Ibu bekerja dengan tidak kenal lelah. Tetapi, aku justru malu dengan keadaannya itu dan tidak ingin terlihat pada saat apapun bersama dia.
Bahkan, pernah saat kemarahanku sedang memuncak, aku mengatakan kepadanya bahwa aku ingin dia mati saja. Aku benar-benar tidak peduli dengan perasaannya.
Setelah tumbuh dewasa, aku melakukan apapun dengan sekuat tenaga untuk menjauhkan diri dari ibuku itu. Oleh sebab itulah, aku belajar dengan keras hingga akhirnya mendapat pekerjaan di luar negeri.
Betapa senangnya aku! Jadi, aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Setelah itu, aku menikah dan mulai membesarkan keluargaku sendiri. Aku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga, demi kebahagiaan anak-anakku tercinta. Aku bahkan tidak pernah memikirkan ibuku lagi.
Namun, tanpa disangka, pada suatu hari, ibuku datang mengunjungi rumahku. Wajah dengan mata satunya itu membuat anak-anakku takut sehingga mereka mulai menangis. Aku marah kepada ibuku karena muncul mendadak. Aku pun melarangnya masuk.
Kemudian, aku berteriak, "Jangan pernah ke sini lagi dan ke kehidupan keluarga baru saya!
Ibu hanya diam dan meminta maaf, lalu pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
Pada suatu ketika, sebuah undangan untuk reuni sekolah membawaku kembali ke kampung halamanku setelah puluhan tahun lamanya kutinggalkan.
Aku tidak bisa menolak berkendara melewati rumah masa kecilku dan mampir ke gubuk tua tempat ibuku tersebut. Seorang tetangga mengatakan kepadaku bahwa ibuku sudah meninggal dan menitipkan surat untukku. Beginilah isi surat Ibu:
Anakku sayang,
Ibu harus memulai surat ini dengan meminta maaf karena telah mengunjungi rumahmu tanpa pemberitahuan dan menakuti anak-anakmu yang cantik. Ibu juga sangat menyesal
karena ibu adalah wanita yang memalukan dan sumber penghinaan bagimu sejak kamu masih kecil sampai tumbuh dewasa.
Ibu sudah mengetahui bahwa kamu pasti akan datang kembali ke kota ini untuk reuni sekolah. Ibu mungkin tidak lagi berada di tempat ini ketika kamu ke sini dan Ibu pikir, itu adalah waktu yang tepat untuk memberitahumu sebuah insiden ketika kamu masih kecil.
Tahukah kamu, anakku sayang? Kamu mengalami sebuah kecelakaan dan kehilangan satu matamu. Ibu sangat terpukul karena terus memikirkan bagaimana nasib anakku tersayang ini apabila ia tumbuh hanya dengan satu mata. Ibu ingin kamu dapat melihat dunia yang indah ini dengan sempurna.
Karena itu, Ibu memberikan padamu sebelah mata Ibu kepadamu.
Anakku sayang, Ibu selalu memilikimu dan akan selalu mencintaimu dari lubuk hati lbu yang terdalam. Ibu tidak pernah menyesali keputusan Ibu untuk memberikan mata Ibu. Dan Ibu merasa tenang ketika Ibu mampu memberikan kamu kemampuan untuk menikmati hidup yang lengkap.
Dari: Ibumu tersayang.
Setelah membaca surat dari Ibu, air mataku menetes. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku sangat menyesal. Sejak itu, aku selalu menyalahkan diriku sendiri, mengapa dulu aku tidak pernah sedikit pun bersikap baik kepada Ibu. Aku bahkan tega menghilangkan dirinya dari kehidupanku, padahal Ibu selalu ada untuk membantuku.
2. Judul: Tukang Tambal Ban
Pernah suatu ketika, ban motor saya kempes sepulang dari mengikuti pengajian rutin tiap pekan di rumah teman. Saat itu, waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Malam terasa begitu dingin karena saat itu sedang musim hujan. Akan tetapi, alhamdulillah, saat itu hujan tidak turun.
Sambil menuntun sepeda motor, saya berjalan menelusuri jalan untuk mencari tukang tambal ban.
"Ada apa, Mas?" tanya seorang pemuda yang duduk-duduk di depan rumah.
"Ban motor saya bocor. Di mana, ya, tukang tambal ban yang masih buka?" tanya saya.
"Wah, sudah pada tutup semua, Mas! Adanya di dekat jalan raya, tapi cukup jauh!" jawabnya.
"Makasih, Mas!" ucapku penuh semangat dengan rasa senang tak terkira, seperti anak kecil diberi es krim. Tidak apa-apa jauh sampai harus berjalan ke jalan raya, asalkan ban bisa ditambal.
Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustaz saya, Pak Nur Yulianto. Jazakallah, Pak Ustaz. Beliau tidak tega meninggalkan saya sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal ban.
Setengah jam berjalan, akhirnya, saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, rupanya ujian masih belum usai. Tukang tambal ban ternyata sudah tidur dan tidak bisa dibangunkan. Tukang ban tetap tidak bangun walaupun sudah saya goyang-goyang tubuhnya. Saya mencoba memahaminya. Mungkin tukang ban sudah terlalu capek hingga digoyang-goyang juga tetap tidak bangun.
Perjalanan pun kami lanjutkan. Akhirnya, kami menemukan tukang tambal ban yang sedang menambal ban sebuah motor setelah kami berjalan berkilo-kilo jauhnya.
"Alhamdulillah, .... " ucapku dengan rasa senang luar biasa, sambil menuntun motor tuaku dengan semangat walaupun tenaga sudah mulai loyo.
Sambil menunggu tukang tambal ban menyelesaikan pekerjaannya, saya merenung, betapa mulianya pekerjaan Bapak tukang tambal ban ini. Saya pun baru menyadari betapa pentingnya keberadaan mereka. Coba bayangkan apabila mereka tidak ada.
3. Judul: Tiap Orang Memiliki Kisah Hidup
Seorang pemuda berusia 24 tahun sedang berada di kereta api bersama ayahnya. la melihat ke luar jendela kereta api. la pun berteriak, "Ayah, lihat pohon-pohon itu berjalan!"
Ayahnya tersenyum. Namun, pasangan muda yang duduk di dekatnya, memandang pemuda berusia 24 tahun itu berperilaku kekanak-kanakan. Pasangan muda itu melihat si pemuda dengan rasa kasihan. Tiba-tiba, si pemuda kembali berseru, "Ayah, awan itu seperti berlari mengejar kita!"
Akhirnya, si pasangan muda tidak bisa lagi menahan rasa risih mereka. Si pria berkata kepada orang tua si pemuda.
"Mengapa Anda tidak membawa anak Anda ke dokter jiwa, Pak?"
Orang tua itu tersenyum dan berkata, "Saya sudah membawanya ke dokter dan kami baru saja pulang dari sana. Anak saya ini buta sejak lahir. Dia baru saja mendapat donor mata dan baru bisa melihat hari ini."
4. Judul: Ketulusan Tukang Parkir
Waktu itu, kebetulan aku ikut Ayah membayar pajak motor di mobil samsat keliling. Saat datang, antrian sudah panjang. Begitu datang, kami disambut Kakek Tukang Parkir yang tangannya hanya satu. Aku terharu melihatnya membantu ayah memarkirkan motor dengan susah payah.
Saat sedang menunggu, terdengar suara cukup keras. "Den, minta belas kasihan, Den." Aku menoleh mencari arah sumber suara. Pandanganku berhenti ke sosok ibu berpakaian agak lusuh.
Rupanya, dia mengemis kepada orang-orang yang sedang antre. Satu per satu orang dia datangi. Tiba-tiba, pandanganku tertuju pada jari manis Pengemis itu.
Di jarinya melingkar sebuah cincin emas lumayan besar. Kepalaku jadi geleng-geleng melihat tingkah laku Pengemis itu. Benarkah dirinya benar-benar kekurangan sehingga mengharuskannya mengemis seperti itu?
Tiba-tiba, kulihat si Ibu Pengemis itu mendatangi Kakek Tukang Parkir tadi dan meminta belas kasihan.
Kulihat Kakek Tukang Parkir mengeluarkan uang sepuluh ribu, lalu memberikannya kepada pengemis. Hariku sungguh terkejut melihat kebaikan Kakek Tukang Parkir itu.
Bagaimana bisa si Ibu Pengemis itu tega meminta uang kepada Kakek Tukang Parkir yang sudah susah payah bekerja, apalagi kondisi tangannya hanya satu?
Herannya lagi, Kakek Tukang Parkir tersebut memberikan uang dengan ringan saja. Tak ada ekspresi keberatan apa pun. Sementara itu, si Ibu langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih.
Hatiku jadi malu melihat kebaikan Kakek Tukang Parkir itu. Diriku yang sehat serta tidak kekurangan ekonomi, kala didatangkan pengemis masih menggerutu untuk memberinya.
Di sini, kutemukan pelajaran, vaitu ketulusan si Kakek Tukang Parkir dan perbuatan si Ibu Pengemis yang menghinakan diri dengan memanfaatkan kemiskinannya untuk meminta-minta.
5. Judul: Membeli Waktu
Hari itu, Ayah pulang kerja larut malam. la mendapati anaknya yang berusia 8 tahun menunggunya.
"Kok belum tidur?" sapa Ayah pada anaknya.
"Aku menunggu Papa pulang karena aku mau tanya berapa gaji Papa," kata anak.
"Lho, tumben tanya gaji Papa. Gaji Papa dibayar harian. Satu hari Papa dibayar Rp400.000,00 untuk 10 jam."
"Berarti satu jam Papa digaji Rp40.000,00."
"Kamu pintar, sekarang tidur, ya. Sudah malam!"
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp10.000,00?"
"Sudah malam, besok pagi saja. Sekarang, kamu tidur," suara Ayah mulai meninggi.
Anak itu berbalik menuju kamarnya. Ayah menyesali sikapnya, lalu menghampiri anaknya. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp30.000,00. Ayah mengelus kepala anaknya.
"Maafkan Papa. Kenapa kamu minta uang malam-malam begini?"
"Papa, aku bukan minta uang. Aku pinjam. Nanti, aku kembalikan dari uang jajanku." "lya, rapi buat apa?" tanya Ayah.
"Aku menunggu Papa pulang buat ajak Papa main, satu jam saja. Mama bilang kalau waktu Papa sangat berharga, jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp30.000,00. Karena uang tabunganku tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000,00 dari Papa."
Mendengar permintaan anaknya, Ayah langsung terdiam, terenyuh, dan menangis. la memeluk anaknya sambil menangis dan minta maaf.
6. Judul: Kisah Michael Jordan
Kisah ini mengisahkan seorang anak bernama Jordan yang memiliki minat dan bakat dalam olahraga basket sejak kecil. Meskipun menghadapi rintangan dan penolakan, Jordan tidak pernah menyerah dan terus berlatih.
Ketika masih SMA, Jordan ditolak untuk masuk tim basket sekolahnya karena dianggap terlalu pendek dan kurang mahir. Namun, hal tersebut tidak membuatnya putus asa.
Ia terus berlatih dengan tekun setiap hari, mengatasi kelemahan tekniknya dan melatih fisiknya. Beberapa tahun kemudian, Jordan kembali mengikuti tes tim basket sekolahnya dan berhasil diterima.
Pada kompetisi SMA tahun 1981, Jordan membuktikan kerja kerasnya dengan mencetak 40 angka dalam game pertamanya. Ia juga berhasil mencapai rekor yang mengesankan, dengan rata-rata 25 angka per game dan memenangkan kompetisi SMA pada tahun yang sama.
Jordan kemudian pensiun pada tahun 2003 dan tercatat sebagai salah satu pemain dengan rata-rata angka terbanyak kedua dalam satu musim. Saat ini, ia merupakan pemilik klub NBA, seorang pebisnis, dan diakui sebagai salah satu legenda basket sepanjang masa.
7. Judul: Belajar dari Sebuah Kepompong
Seorang anak menemukan kepompong kupu-kupu dan melihat lubang kecil di dalamnya. Anak itu iba melihat kupu-kupu yang berjuang untuk keluar, jadi dia memutuskan untuk membantu kupu-kupu tersebut dengan membuka kepompong menggunakan gunting.
Kupu-kupu keluar dengan mudah, tetapi memiliki tubuh yang gembung dan sayap yang berkerut. Anak tersebut mengharapkan sayap kupu-kupu akan berkembang sehingga kupu-kupu bisa terbang ke bunga-bunga di taman. Namun, harapannya tidak terwujud.
Kupu-kupu tersebut menghabiskan sisa hidupnya merangkak dengan tubuh yang gembung dan sayap yang tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak dapat terbang sepanjang hidupnya.
Anak itu tidak menyadari bahwa kupu-kupu perlu berjuang sendiri untuk keluar dari kepompongnya. Lubang kecil yang harus dilewati membantu cairan tubuh masuk ke dalam sayap kupu-kupu, memperkuat sayap tersebut untuk terbang dan mencapai kebebasan.
8. Judul: Menjadi Diri Sendiri
Setiap orang adalah unik dengan kehidupan yang mereka jalani, sehingga tak perlu berpura-pura menjadi orang lain. Namun, menemukan dan mencintai diri sendiri bukanlah hal yang mudah.
Seseorang merasa takut menjadi diri sendiri karena mereka merasa diri mereka buruk. Ketika ada orang yang berusaha mendekat, orang tersebut seringkali menghapus dirinya sendiri dari kehidupan mereka karena takut mengecewakan. Namun, di hadapan seseorang yang baru dikenal, mereka menyadari bahwa menjadi diri sendiri bukanlah kesalahan.
Mereka diberi pengertian bahwa tetap menjadi diri sendiri adalah penting, tetapi juga perlu tahu bagaimana mengendalikannya. Tak perlu takut untuk menjadi diri sendiri, karena saat melakukannya, seseorang dapat melampaui batasan diri dan menjadi lebih baik.
9. Judul: Kuliah atau Kerja?
Rival, seorang lulusan SMK jurusan Teknik Mesin, bermimpi untuk melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar ijazah. Ibunya adalah pedagang nasi kuning dan ayahnya adalah seorang kuli bangunan.
Namun, orang tua Rival meminta dia untuk bekerja karena adiknya membutuhkan biaya untuk masuk SMP tahun depan. Rival merasa bimbang karena dia ingin kuliah dan merasa belum siap untuk bekerja.
Dia mengirim lamaran pekerjaan ke beberapa pabrik di dekat rumahnya dan juga di luar kota, tetapi belum mendapatkan panggilan. Saat bingung, Rival bertemu dengan teman sekolahnya, Rudi, yang bekerja di pabrik ayahnya.
Rudi memberitahu Rival bahwa pabrik ayahnya sedang mencari karyawan. Rival mengunjungi pabrik tersebut dan setelah wawancara singkat, dia diterima bekerja.
Ayah Rudi sangat memahami kondisi keluarga Rival dan memberikan kesempatan baginya. Setelah beberapa bulan bekerja, Rival dapat menabung dari gajinya.
Dia mampu membayar biaya sekolah adiknya dan menyisihkan uang untuk biaya pendaftaran kuliah. Pada tahun berikutnya, Rival bisa bekerja sambil kuliah setelah memiliki penghasilan sendiri.
10. Judul: Udin dan Ulangan Fisika
Udin, seorang siswa di MA Al Ikhlas Ujung Bone, adalah seorang anak pendiam yang jarang bergaul dengan teman-temannya. Meskipun Udin anak tunggal, kedua orang tuanya sibuk bekerja, dan di sekolah pun dia jarang berinteraksi dengan teman-temannya.
Suatu hari, Udin dihadapkan pada ulangan Fisika yang dia tidak sukai. Teman sekelasnya, Urwa, adalah juara Fisika dan selalu mendapatkan nilai terbaik. Udin ingin meminta bantuan Urwa untuk belajar Fisika, tapi dia takut bertanya.
Urwa adalah seorang yang mudah bergaul, dan teman-temannya sering meminta bantuannya untuk pelajaran, termasuk Matematika. Melihat hal itu, Udin ingin sekali menyapa dan mengobrol dengan Urwa agar dia bisa mengajari Fisika.
Suatu hari, Urwa menyadari bahwa Udin tidak berani mendekatinya terlebih dahulu. Saat istirahat, Urwa menghampiri Udin dan memulai percakapan. Setelah beberapa waktu, Udin akhirnya berani mengungkapkan keinginannya untuk belajar Fisika bersama Urwa.
Setelah pulang sekolah, Udin mengajak teman-temannya untuk belajar bersama dalam persiapan ulangan Matematika esok hari. Udin juga diajak untuk bergabung dengan kelompok belajar lainnya.
Saat belajar bersama, mereka semua akhirnya bisa memahami soal-soal Fisika yang sulit. Keesokan harinya, semua siswa kelas XI berhasil mengerjakan ulangan Fisika dengan baik, termasuk Udin.
Setelah kejadian itu, Udin menjadi lebih mudah bergaul dengan teman-temannya. Para siswa akhirnya menyadari bahwa setiap masalah memiliki jalan keluar jika mereka berusaha dengan baik.
Demikian ulasan mengenai kisah inspiratif untuk siswa. Semoga menginspirasi!
Editor : Johnny Johan Sompotan
Follow Berita iNews di Google News
Bagikan Artikel:Sentimen: positif (50%)