Sentimen
Positif (97%)
26 Jan 2024 : 00.21
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

Kab/Kota: Morowali, Tiongkok, Washington, Shanghai

Murka! Ini Daftar Serangan Balik Luhut ke Tom Lembong

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

26 Jan 2024 : 00.21
Murka! Ini Daftar Serangan Balik Luhut ke Tom Lembong

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melontarkan sederet 'serangan' untuk Co-captain tim nasional pemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong melalui akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan.

Tidak sekali dua kali disebut dalam satu unggahan Luhut. Mulai dari bantahan soal hilirisasi nikel yang dikatakan ugal-ugalan oleh Tom Lembong, harga nikel yang anjlok, hingga 'contekan' yang dibuat oleh Tom Lembong untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

-

-

Penasaran 'serangan' apa saja yang dilontarkan Luhut? Simak deretannya berikut ini!

Tom Lembong sempat menyinggung hilirisasi nikel di Indonesia yang dinilai ugal-ugalan yang mengakibatkan harga nikel dunia anjlok saat ini. Dia mengatakan hal itu usai Calon Wakil Presiden No. Urut 1 mengungkapkan hilirisasi nikel di dalam negeri dilakukan secara ugal-ugalan.

Menanggapi itu, Luhut angkat suara perihal hilirisasi nikel di Indonesia yang dinilai secara ugal-ugalan itu. Luhut justru malah mengajak Cak Imin untuk berkunjung ke Weda Bay, Maluku Utara dan ke Morowali, Sulawesi Tengah yang mana terdapat pusat hilirisiasi nikel di Indonesia.

"Saya pingin sebenarnya itu mengundang Muhaimin ke Weda Bay, ke Morowali, untuk lihat sendiri, seeing is believing," ujar Luhut dalam akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (25/1/2024).

"Daripada anda bohong pada publik yang menurut saya itu satu karakter yang gak bagus untuk mencapai suatu posisi. Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," ungkapnya.

Baterai LFP Tesla Pabrikan China

Luhut juga menyinggung Tom yang menyebutkan saat ini baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) Tesla pabrikan China sudah tidak menggunakan nikel, melainkan LFP atau Lithium Ferro Phosphate.

Dia mengatakan bahwa baterai mobil listrik Tesla yang dibuat di Shanghai, China, sebagian masih menggunakan komponen berbasis nikel yang disuplai oleh LG Korea Selatan.

"Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP atau Lithium-Ferro-Phosphate untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap menggunakan nickel based battery. Jadi seperti suplai nickel based battery itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai," ungkapnya.

Namun begitu, Luhut membenarkan bahwa memang ada baterai mobil listrik Tesla yang menggunakan komponen LFP seperti yang dikatakan oleh Tom Lembong. Luhut menyebutkan hal itu lantaran penelitian mengenai LFP semakin berkembang yang tidak menutup kemungkinan penggunaan komponen nikel akan berkurang.

"Makanya kita harus genjot juga dengan tadi terukur. Nah sekarang ini kalau kita lihat hilirisasi kita di katoda dan di banyak lagi bagian litium baterai, kita sudah sangat maju yang membuat ekspor kita juga tidak hanya tergantung lagi pada ekspor raw material itu tadi," tandasnya.

Dia juga mengatakan hal itu berkaitan dengan harga nikel yang anjlok.

"Tom harus ngerti itu kalau harga nikel terlalu tinggi, itu sangat berbahaya, kita belajar dari kasus cobalt tiga tahun lalu harganya begitu tinggi orang akhirnya mencari bentuk baterai lain itu salah satu pemicu, lahirnya lithium ferro fosfat (LFP) itu," kata Luhut.

Luhut juga menekankan, produk hilirisasi nikel Indonesia yang menjadi bahan baku lithium battery kendaraan listrik juga masih bisa didaur ulang, ketimbang LFP yang akan dikembangkan Timnas AMIN, jika menang Pilpres 2024.

"LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini, tapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang. Nah kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok tadi, lithium battery juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain," tutur Luhut.

Luhut juga melontarkan respon keras terhadap Tom Lembong berkaitan dengan pemberian informasi harga nikel yang anjlok.

Menurut Luhut, Tom Lembong seharusnya dapat melihat data secara jangka panjang, terlebih harga komoditas mengalami naik turun. Termasuk untuk komoditas nikel tang saat ini harganya tengah terkerek naik.

Untuk nikel, kalau dilihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu ada di angka sekitar US$ 15 ribu per ton. Angka tersebut mengalami kenaikan sejak 2014-2019, periode dimana pemerintah RI mulai melakukan hilirisasi, harga rata-rata nikel saat itu hanya US$ 12 ribu per ton.

"Jadi saya gak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti itu bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang anda dukung saya sedih melihat anda di situ artinya intelektualitas anda itu menurut saya jadi diragukan," kata dia.

Tom Lembong juga mendapatkan peringtan 'keras' dari Luhut lantaran gagal ketika mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo mengembangkan sistem Online Single Submission (OSS) saat masih menjabat sebagai Kepala BKPM.

Luhut menilai Tom Lembong tidak mampu menyelesaikan tugasnya sebagai Kepala BKPM untuk mengembangkan sistem OSS, sehingga sistem itu baru bisa rampung setelah Tom Lembong keluar dari Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2019.

"Waktu anda BKPM apa yang anda lakukan coba? Anda kan yang ditugasin untuk OSS itu, saya ingat betul itu bagaimana anda curhat ke saya. Tapi itu kan sampai anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai," tegas Luhut.

Luhut mengatakan, saat itu Lembong hanya menyampaikan rencana yang menggadang-gadang penyelesaian sistem OSS dengan cara ini-itu, namun ternyata tak juga kunjung selesai hingga masa tugasnya di kabinet berakhir.

"Sekarang kan kami yang menyelesaikan itu OSS itu. Yang sudah digadang-gadang bakal selesai begini begono dan segala macam itu," ungkapnya.

Luhut juga memberikan serangan kepada Tom Lembong lantaran Tom selalu menggembar-gemborkan dirinya memberikan 'contekan' kepada Presiden Jokowi selama 7 tahun lamanya.

Luhut menegaskan bahwa penulis dan penyusun pidato Presiden Joko Widodo bukan hanya Tom Lembong, saat dirinya masih menjadi bagian dari Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi.

"Anda jangan GR (gede rasa) juga bilang kasih notes ke ayahnya mas Gibran, emang hanya Tom Lembong aja?," ucap Luhut.

Menurut Luhut, ketimbang Tom Lembong, yang paling banyak menuliskan pidato Jokowi, terutama saat berbicara dalam forum-forum internasional adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Yang paling banyak kasih notes pada presiden itu adalah Bu Menlu, Bu Retno, karena setiap bilateral dia yang berikan itu dan itu bukan terjadi pada Presiden Jokowi saja semua kepala negara itu kalau bilateral pasti ada yang dibelakangnya yang kasih note itu," tegas Luhut.

"Apakah karena anda hebat melakukan itu? Tidak, itu tugas anda sebagai pembantu presiden, sebagai menteri perdagangan waktu itu, sebagai Kepala BKPM," tutur Luhut.

Cucu Luhut Ikut Angkat Suara

Terakhir, Luhut mempertanyakan intelektualitas Tom Lembong lantaran karakternya dinilai tidak bagus. Bahkan apa yang dilakukan Tom Lembong ini juga mendapat komentar dari cucunya.

Luhut bercerita, cucunya yang tengah kuliah di Georgetown University juga sampai mengkritisi pribadi Tom Lembong, saat mendengar pidatonya Washington DC dua pekan lalu. Menurutnya, saat itu Tom berpidato menjelek-jelekan Indonesia, padahal merupakan mantan seorang menteri.

"Dua minggu lalu, 'bagaimana Opung ada seorang mantan menteri yang bicara menjelek-jelekan pemerintahannya sendiri, di mana pada hal waktu yang lalu dia bekerja di situ. 'What kind of personality is this Opung?' Dia bilang gitu," ucap Luhut.

Oleh sebab itu, ia pun meragukan intelektualitas dari seorang Tom Lembong.

"Jadi saya gak ngerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti itu bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang anda dukung saya sedih lihat anda," pungkasnya.


[-]

-

Tiga Mantan Mendag RI Kumpul Bareng Anies
(fab/fab)

Sentimen: positif (97.7%)