Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNPAD
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Dear Capres-Cawapres, Jangan Overdosis Gimik Politik
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengingatkan Capres-Cawapres 2024 agar tak overdosis gimik politik. Termasuk pada saat debat, dia berpesan agar para calon pemimpin jangan berlebihan karena akan merugikan pasangan calon itu sendiri.
"Gimik itu boleh saja, asal jangan overdosis, ya. Kalau overdosis bisa merugikan calon sendiri, ya," katanya di Jakarta, Senin 22 Januari 2024.
Menurut Titi Anggraini, gimik-gimik politik pada saat debat capres-cawapres justru dapat menghilangkan substansi materi debat itu sendiri. Padahal, masih terdapat pemilih bimbang atau swing voters yang angkanya mencapai 24,8 persen.
Swing voters adalah pemilih yang sudah menentukan pilihan politik mereka. Namun, bisa mengubah pilihannya menjelang pencoblosan karena dinamika politik.
Para swing voters menggunakan ajang debat capres-cawapres sebagai sarana untuk mempertimbangkan pilihan politik mereka dalam membuat keputusan pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Angka pemilih yang masih bimbang itu masih di atas 24,8 persen. Tentu saja itu (debat capres-cawapres) akan menjadi penilaian bagi pemilih sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan," tutur Titi Anggraini.
Harus Keluar Dari Gimik untuk Gaet Pemilih Muda
Pakar ilmu politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan bahwa ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) harus keluar dari gimik-gimik dan mengedepankan program yang realistik untuk menggaet pemilih pemula atau pemilih muda.
“Sejumlah riset tentang preferensi pemilih pemula atau muda, menunjukkan harapan mereka akan hadirnya pemimpin yang patut diteladani, kepastian hukum, pemberantasan korupsi, (serta) penanganan masalah-masalah ekonomi secara tuntas yang perlu dijawab oleh program-program realistik dari setiap pasangan calon," ujarnya, Selasa 26 Desember 2023 lalu.
Caroline Paskarina mengatakan, gimik-gimik politik juga bisa menjadi bumerang bagi capres-cawapres karena dapat menimbulkan antipati dari pemilih muda atau pemula.
"Pasangan calon perlu keluar dari gimik-gimik yang justru bisa jadi bumerang karena antipati dari para pemilih muda atau pemula," ucapnya.
Dari dua debat capres-cawapres yang telah diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Selasa 12 Desember 2023 dan Jumat 22 Desember 2023, masih perlu diimbangi konsistensi terhadap isu yang disuarakan.
"Ketiga pasangan calon sudah berupaya memunculkan isu-isu yang populer di kalangan pemilih muda atau pemula, tetapi perlu diimbangi dengan konsistensi dalam menyuarakan isu-isu tersebut," tutur Caroline Paskarina.
Sampai saat ini, dia mengatakan bahwa perbincangan publik mengenai ketiga pasangan capres-cawapres masih terbatas pada jargon populer.
"Sampai dengan 28 hari masa kampanye (25 Desember 2023), tampaknya pemaparan visi dan misi yang menjadi unggulan dari ketiga pasangan calon masih belum sepenuhnya menjadi bahan perhatian publik. Perbincangan publik masih terbatas pada jargon-jargon populer, seperti slepet, SGIE, gemoy, asam sulfat, dan sejenisnya," kata Caroline Paskarina.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa tiap capres maupun cawapres telah cukup mengoptimalkan masa kampanye selama 28 hari untuk memperkuat dukungan ke daerah-daerah yang menjadi basis massa dari partai-partai pendukung para pasangan calon.***
Sentimen: negatif (100%)