Sentimen
Negatif (78%)
22 Jan 2024 : 06.00

Cak Imin: Food Estate Merusak Lingkungan Kita, Hentikan! Senin, 22/01/2024, 06:00 WIB

22 Jan 2024 : 06.00 Views 1

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

Cak Imin: Food Estate Merusak Lingkungan Kita, Hentikan!
Senin, 22/01/2024, 06:00 WIB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cawapres nomor urut 1 Gus Imin mengungkapkan pemerintah telah abai terhadap nasib petani. Padahal, kata Gus Imin, sebagaimana disampaikan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadtratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari bahwa petani adalah penolong negeri.

"Hadratus syeikh KH Hasyim Asy'Ari pendiri Nahdlatul Ulama mengatakan, Petani adalah penolong negeri. Akan tetapi, hari ini kita menyaksikan negara dan pemerintah abai terhadap nasib Petani dan Nelayan kita,” kata Gus Imin saat mengawali debat Cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), di Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. 

Gus Imin menyampaikan bahwa dalam 10 tahun terakhir telah terjadi, di mana jumlah petani rumah tangga gurem yang hanya memiliki tanah setengah hektare. Namun, anehnya, ada seseorang yang mempunyai tanah hingga 500 ribu hektar.

"Hari ini kita menyaksikan bukti bahwa hasil sensus pertanian BPS menunjukkan bahwa sepuluh tahun terakhir ini telah terjadi jumlah petani rumah tangga gurem berjumlah hampir tiga juta,” imbuhnya.

"Ini artinya 16 juta rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektare. Sementara ada seseorang yang memiliki tanah lima ratus ribu hektare sebagai kekuasaan yang diberikan negara kepadanya,” sambungnya.

Pemerintah juga, lanjut Cawapres dari Koalisi Perubahan itu, telah abai terhadap para petani. Seperti halnya membuat program Food Estate yang jelas-jelas gagal.

“Di sisi yang lain, kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan Food Estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan,” tukasnya.

Baca Juga: Ganjar Kejutkan Pesta Rakyat di Bali: Saya Dapat Panggilan untuk Datang

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Sentimen: negatif (78%)