Sentimen
Negatif (61%)
20 Jan 2024 : 20.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Tradisi Wilujengan Tandai Awal Revitalisasi Keraton Surakarta

20 Jan 2024 : 20.25 Views 1

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Tradisi Wilujengan Tandai Awal Revitalisasi Keraton Surakarta

MerahPutih.com - Kementerian PUPR akhirnya memulai revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan anggaran Rp 35 miliar APBN.

Revitalisasi pertama menyasar kawasan Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan. Sebelum revitalisasi dimulai, Keraton Surakarta menggelar tradisi wilujengan atau minta doa kelancaran di Kompleks Pagelaran Sasono Sumewo kompleks Keraton Surakarta, Sabtu (20/1).

G.K.R. Wandansari, salah satu kerabat Keraton Solo, mengatakan tujuan wilujengan, yaitu memberitahukan kepada para leluhur tentang rencana revitalisasi Alun-Alun Utara dan Alun-Alun Selatan.

Baca juga:

KemenPUPR Lelang Ulang Proyek Revitalisasi Keraton Surakarta

“Kami wilujengan kecil-kecilan sudah dilakukan di lokasi yang akan direvitalisasi. Ini supaya berjalan lancar,” ujar Gusti Moeng, panggilan karib G.K.R. Wandansari.

Menurut Gusti Moeng, wilujengan adalah warisan budaya yang harus dilestarikan demi kelancaran revitalisasi keraton bersama Kementerian PUPR.

Keraton Surakarta akan mengawasi langsung revitalisasi tersebut. Rencananya, revitalisasi memakan waktu tujuh bulan (Januari-Juli 2024).

“Ada penyerahan aset setelah tahapan revitalisasi rampung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Keraton Solo atau yayasan Keraton Solo,” papar Gusti Moeng.

Kementerian PUPR memulai revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sabtu (20/1). (Foto: Merahputih.com/Ismail)

KP Eddy Wirabhumi, kerabat Keraton Solo, mengatakan bahwa pekerjaan revitalisasi Keraton Solo sudah dimulai sejak pekan lalu. Dampak revitalisasi ini membuat pedagang di kedua Alun-Alun berhenti berjualan.

Namun, dia meyakini revitalisasi bakal meningkatkan citra Keraton Solo menjadi tujuan utama kunjungan budaya di Jawa Tengah.

“Keraton Surakarta merupakan kawasan cagar budaya yang hidup, living heritage. Jadi, jangan sampai revitalisasi justru mematikan living heritage,” tegas dia. (Ismail/Jawa Tengah)

Baca juga:

Gibran Tanggapi Molornya Revitalisasi Keraton Surakarta

Sentimen: negatif (61.5%)